Saat The Fed naikkan suku bunga, pasar modal Indonesia cetak sejarah
Merdeka.com - Kemarin, Federal Reserve atau The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin. Saat ini, suku bunga The Fed dipatok di kisaran 0,75 hingga 1 persen.
Kenaikan suku bunga The Fed diperkirakan mencapai tiga kali tahun ini. Pertama, pada pertemuan Maret ini, kemudian Juni dan Desember. Pelaku pasar juga sudah memprediksi suku bunga The Fed akan naik tahun ini.
Saat The Fed menaikkan suku bunganya, Indonesia juga mengalami suatu momen bersejarah yakni kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang masa yang menembus Rp 6.012 triliun.
Kepala Divisi Komunikasi PT Bursa Efek Indonesia, Yulianto Aji Sadono, mengatakan capaian ini menjadi catatan sejarah sepanjang 24 tahun perjalanan perusahaan sejak pertama kali swastanisasi dilakukan di 13 Juli 1992 silam.
"Pencapaian rekor kapitalisasi pasar tertinggi tersebut membuktikan bahwa perdagangan efek di BEI semakin prospektif dan likuid. BEI berharap nilai kapitalisasi pasar dapat terus tumbuh, yang sejalan dengan peningkatan level Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga dapat memberikan imbal hasil bagi para investor di pasar modal Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Dengan pencapaian ini, lanjutnya, BEI akan terus berupaya untuk menjadi Bursa terbesar di Asia Tenggara pada 2020 mendatang. Pada perdagangan kemarin IHSG ditutup menguat 1,58 persen atau 85,86 poin ke posisi 5.518,24 poin.
"Capaian IHSG ini adalah yang tertinggi di tahun ini."
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaBeras Mahal dan Langka, Begini Strategi Bapanas Turunkan Harga
Kenaikan harga beras saat ini telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaTambah Lagi Perusahaan Melantai di Bursa Saham, FOLK Raup Dana Segar Rp57 Miliar dari IPO
Dalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor
Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnya