Rupiah Sentuh Rp14.000 Didorong Pelantikan Joe Biden dan Pengumuman RDG BI
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menyentuh Rp14.000 per USD karena didukung sentimen pelantikan Presiden AS Joe Biden dan pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
Rupiah ditutup menguat 35 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp14.000 per USD dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.035 per USD.
"Pelantikan Biden membawa banyak ekspektasi positif, seputar perbaikan ekonomi, penanganan pandemi yang lebih baik, dan percepatan vaksinasi di AS," kata analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (21/1).
Biden dilantik sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat pada Rabu (20/1) dan bersumpah untuk mengakhiri "perang tak beradab" di negaranya yang terpecah belah dan terguncang oleh ekonomi yang terpukul dan pandemi virus corona yang mengamuk dan menewaskan lebih dari 400.000 warganya. Pemerintah baru diharapkan mendorong melalui Kongres rencana stimulus fiskal AS hampir USD2 triliun.
Dolar AS jatuh terhadap sebagian besar mata uang pada akhir perdagangan Rabu (20/1) karena sentimen risiko terangkat di tengah optimisme tentang paket stimulus besar-besaran di bawah pemerintahan baru Joe Biden yang kemungkinan akan mendukung pemulihan ekonomi AS.
"Pasar juga merespons positif langkah BI menahan suku bunga kebijakan," ujar Rully.
Dari domestik, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI seven days reverse repo rate (BI 7DRRR) sebesar 3,75 persen. Keputusan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi tetap rendah dan stabilitas eksternal terjaga dan sebagai upaya bersama untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.023 per USD. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.000 per USD hingga Rp14.035 per USD. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.039 per USD dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.065 per USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaJokowi soal Harga Beras Naik: Bukan Cuma di Negara Kita, Negara Lain juga Mengalami
Jokowi mengaku sudah memerintahkan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mencari beras dengan harga murah.
Baca Selengkapnya