Rupiah Merosot ke Rp14.531 per USD Dipicu Kekhawatiran Tingginya Penularan Covid-19
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (3/7) bergerak melemah 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp14.380 per USD dari sebelumnya Rp14.378 per USD.
Sementara itu, merujuk data Bloomberg, Rupiah masih terus melemah hingga menyentuh level Rp14.531 per USD.
"Sentimen negatif masih membayangi pergerakan aset berisiko. Pasar khawatir dengan penularan Covid-19 yang terus meninggi," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta.
Sejumlah aktivitas ekonomi dibatasi atau ditutup kembali di beberapa negara yang kembali meninggi kasus penularan Covid-19 seperti di Amerika Serikat, China, Jerman, Korsel, dan lainnya. Di Indonesia, kasus positif Covid-19 juga masih meningkat dengan laju yang kurang lebih sama.
Sementara itu ketegangan hubungan antara AS dan China dengan disetujuinya UU pemberian sanksi ke pejabat China yang menyetujui UU keamanan Hong Kong oleh Kongres AS, juga menambah sentimen negatif.
Menurut Ariston, Rupiah masih berpeluang melemah hari ini dengan sentimen negatif tersebut. "Di sisi lain membaiknya data tenaga kerja AS Non-Farm Payroll semalam yang memberikan sentimen positif ke aset berisiko, bisa menahan pelemahan rupiah tidak terlalu dalam," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.250 per USD hingga Rp14.430 per USD.
Kondisi Tak Menentu
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan Rupiah dipengaruhi oleh situasi yang masih tidak menentu membuat Bank Sentral AS sepertinya masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level rendah. Saat ini, Federal Funds Rate berada di 0-0,25 persen terendah sejak 2015.
"Dalam rapat tersebut, terlihat bahwa suasana kebatinan Ketua Jerome Jay Powell dan kolega begitu prihatin. Kata ketidakpastian (uncertainty) sampai muncul 45 kali dalam notula rapat," ujar Ibrahim melalui riset harian.
Meski akhir-akhir ini sentimen di pasar agak membaik, tetapi pertumbuhan ekonomi 2020 tetap akan lemah dan ketidakpastian masih sangat tinggi. Dengan kondisi ini, peserta rapat menilai proyeksi yang lebih pesimistis menjadi masuk akal.
Faktor lain, BioNTech menguji vaksin mereka kepada 24 relawan dan setelah 28 hari terlihat ada peningkatan antibodi untuk melawan virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.
Kabar tersebut membuat pelaku pasar sedikit optimistis bahwa masih ada jalan untuk melawan pandemi virus corona. "Memang butuh waktu untuk mendistribusikan vaksin ke seluruh dunia, tetapi bukan berarti tidak ada solusi sama sekali," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnya