Rupiah Menguat Tipis ke Rp14.780/USD Didorong Kebijakan BI Pertahankan Suku Bunga
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat atau USD ditutup menguat di perdagangan hari ini, Selasa (19/5). Di perdagangan sore ini, Rupiah ditutup menguat 70 point ke level Rp14.780 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.850 per USD.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4,5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2020. Padahal pelaku pasar berekspektasi ada penurunan menjadi 4,25 persen.
"Keputusan Bank Indonesia sudah tepat dengan mempertahankan suku bunga acuan, yang harus di perhatikan saat ini adalah menambah stimulus baru seperti apa yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika dan Bank Sentral Eropa sehingga ada sinkronisasi antara bank sentral global," ujarnya.
Adapun stimulus yang dapat dipertimbangkan oleh Bank Indonesia yang pro dengan pasar, antara lain menyediakan likuiditas bagi perbankan dalam restrukturisasi kredit UMKM dan usaha mikro di lembaga Keuangan. Lalu mempertimbangkan pemberian jasa giro atas Giro Wajib Minimum (GWM) bank yang ada di BI.
"Kemudian memperkuat operasi moneter dan pendalaman pasar keuangan syariah. Terakhir mendorong percepatan implementasi ekonomi dan keuangan digital melalui kolaborasi antar-bank dan fintech melebarkan akses UMKM dan masyarakat," jelasnya.
Faktor Lain
Faktor lain yang mempengaruhi penguatan Rupiah adalah pemerintah akan kembali melonggarkan kebijakan PSBB terutama di DKI Jakarta yang merupakan barometer ekonomi nasional, dan ini mengikuti langkah negara2 di Eropa dan AS yang sudah mendahului membuka diri.
"Ini akan menambah daya gedor tersendiri bagi masyarakat yang selama ini bekerja dari rumah (WFH) bisa kembali beraktivitas seperti biasa dan ini akan mempengaruhi roda perekonomian sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua yang kemungkinan akan di atas 2,97 persen," tandas Ibrahim.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnya