Rupiah Menguat di Level Rp14.895 per USD Dipicu Penanganan Penyebaran Corona
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup menguat 25 poin di level Rp14.895 dibanding penutupan sebelumnya di level Rp14.920 per USD. Penguatan mata uang Garuda tersebut dipengaruhi oleh beberapa kondisi penanganan penyebaran Virus Corona di dalam negeri.
Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi Virus Corona memukul sistem keuangan dan pertahanan ekonomi negara dikuartal pertama. Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama anjlok ke posisi 2,97 persen dari posisi sebelumnya pada kuartal IV 2019 yaitu 4,9 persen.
"Guna untuk menggerakkan sistem keuangan dan pertahanan ekonomi negara maka Pemerintah harus berani melakukan pelonggaran PSBB di awal Juni 2020 sehingga diharapkan sistem keuangan dan pertahanan ekonomi negara akan kembali pulih dan stabil sehingga kuartal kedua diharapkan PDB bisa di atas 2,97 persen," ujarnya di Jakarta, Senin (11/5).
Oleh karena itu, dia menyarankan, pemerintah setiap minggu melakukan evaluasi kebijakan pemulihan ekonomi tujuannya agar strategi bauran yang sudah diterapkan apakah bisa berjalan sesuai dengan regulasi yang ada. Pemerintah diharapkan juga menjelaskan tentang kondisi yang sebenarnya terhadap pasar, sehingga pasar kembali percaya.
Upaya Bank Indonesia
Secara bersamaan Bank Indonesia terus berupaya untuk menstabilkan mata uang garuda yang dalam bulan-bulan terakhir ini masih cukup stabil tidak jauh dari Rp15.000, mengendalikan inflasi dan melakukan koordinasi dengan pemerintah termasuk OJK dan LPS untuk menentukan bauran kebijakan demi menjaga kedaulatan ekonomi.
"Salah satu bauran kebijakan yang sudah di jalankan adalah penurunan suku bunga dan menjaga inflasi agar tetap rendah dan terkendali," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca Selengkapnya