Rupiah Melemah ke Rp14.067 per USD Dipicu Kabar Baik Penemuan Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah ditutup melemah 27 poin pada perdagangan sore ini ke level Rp14.067 per USD dibanding penutupan sebelumnya di level Rp14.067 per USD.
Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuhaibi mengatakan, kondisi ini dipicu meningkatnya harapan pada paket stimulus substansial di Amerika Serikat. Bantuan pemerintah Amerika Serikat ini diperlukan untuk menggerakkan ekonomi melalui periode ini.
"Program stimulus keuangan cenderung mendevaluasi Dolar dan mendukung logam mulia," kata Ibrahim kepada wartawan, Jakarta, Rabu (11/11).
Penguatan USD dan pelemah Rupiah juga dipicu kabar vaksin Covid-19 yang di buat Pfizer, salah satu perusahaan farmasi di Amerika Serikat yang bekerja sama dengan BioNTech dari Jerman. Investor menyadari masih ada cara untuk melakukan taking profit sebelum vaksin tersebut memenuhi semua persyaratan untuk dirilis ke publik. Selain itu, ada masalah logistik dalam mendistribusikan ratusan juta dosis yang sangat sensitif terhadap suhu.
Di sisi lain, Presiden Donald Trump menolak menerima hasil pemilihan presiden. Dia mengklaim terjadi penipuan dan kecurangan pemilu yang tidak berdasar. Hal ini membuat ekspektasi kelancaran transisi kekuasaan menjadi keraguan dan menciptakan ketidakpastian di pasar global.
Sektor Internal
Dari dalam negeri, pelemahan Rupiah dipicu oleh perekonomian Indonesia yang memasuki tahap awal pemulihan ekonomi. Namun, vaksin yang dikabarkan akan tiba di Indonesia dalam waktu dekat belum bisa menjadi tolak ukur hilangnya virus corona tersebut.
"Vaksin hanya mengurangi risiko infeksi 30 persen dan setelah vaksinasi massal, tak serta merta masyarakat bisa leluasa beraktivitas seperti sebelum pandemi Covid-19," kata dia.
Untuk itu masyarakat tetap harus menjalankan protokol kesehatan. Mulai dari mencuci tangan, menjaga jarak dan dalam melakukan aktivitas wajib menggunakan masker.
Adanya vaksinasi massal dianggap sebagai salah satu jalan keluar dari dampak pandemi yang telah memukul sektor perekonomian. Memerlukan upaya ekstra untuk dapat kembali pulih dan membutuhkan waktu untuk kembali pada kondisi normal khususnya pada upaya pemulihan perekonomian nasional.
Dia memperkirakan, perdagangan besok Rupiah kemungkinan akan dibuka fluktuatif. Namun ditutup melemah sebesar 15-100 point di level Rp14.050 hingga Rp14.120.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPerputaran Uang Musim Libur Natal dan Tahun Baru Diprediksi Tembus Rp80.250 Triliun
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaMenkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnya