Rupiah Melemah, BI Diminta Lakukan Intervensi Pasar Valuta asing
Merdeka.com - Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) melemah dalam beberapa hari terakhir, bahkan menyentuh angka di kisaran Rp14.400 per USD. Bank Indonesia (BI) diminta untuk mengintervensi pasar valuta asing (valas) untuk menghadapi hal ini.
Kepala Kajian Makro LPEM Fakultas Ekonomi UI Febrio Kacaribu mengatakan, selain intervensi pasar valas, BI juga perlu menyampaikan sinyal kepada pasar mengenai ekspektasi tingkat depresiasi Rupiah dalam jangka pendek dan menengah.
"Bank Indonesia telah melakukan intervensi pasar valuta asing sejak bulan April lalu. Bank Indonesia perlu menyampaikan sinyal kepada pasar mengenai ekspektasi tingkat depresiasi Rupiah dalam jangka pendek dan menengah. Saat ini, tingkat suku bunga masih perlu dijaga sambil tetap menjaga likuiditas sistem perbankan," kata dia dalam laporan yang diterima Merdeka.com, Kamis (16/5).
Menurut Febrio, depresiasi nilai tukar rupiah dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat, seperti tensi perang dagang yang terus memburuk. "Seiring dengan pernyataan Trump yang meningkatkan tarif impor terhadap produk negara Tiongkok sehingga mengganggu ekspektasi pasar," jelasnya.
Dia mengatakan, di tengah persepsi pasar terkait dengan peringkat obligasi pemerintah Indonesia yang masih bernilai BBB-, fenomena 'flight-to-safety' kembali terjadi.
'Flight-to-safety' adalah fenomena ketika investor global menghindari aset berisiko, termasuk Rupiah. Hal ini yang mendorong mereka untuk memindahkan kembali asetnya ke investasi yang lebih aman, sehingga memicu lebih banyak aliran keluar untuk investasi portofolio.
Dia mencatat, imbal hasil surat utang pemerintah sempat mengalami penurunan, dengan imbal hasil rata-rata tenor 10-tahun dan 1-tahun pada bulan April masing-masing mencapai sebesar 7,79 persen dan 6,4 persen.
"Net portofolio keluar sebesar USD 1 miliar dalam empat minggu terakhir mendorong peningkatan imbal hasil tenor 10-tahun dan 1-tahun menjadi masing-masing sebesar 8,22 persen dan 6,66 persen," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaPemerintah Prediksi Perputaran Uang Saat Musim Libur Lebaran Tembus Rp276 Triliun
Pemerintah memperkirakan perputaran uang selama musim lebaran tahun ini bisa mencapai Rp276 triliun.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Tarik Utang Rp72 triliun per 15 Maret 2024, Turun Drastis Dibanding Tahun Lalu Mencapai Rp181 Triliun
Secara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca Selengkapnya