Rupiah Kembali Menguat di Level Rp14.264 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat hari ini, Rabu (19/6), setelah sempat melemah terimbas kekhawatiran perang dagang. Pagi ini, Rupiah dibuka di level Rp14.264 per USD, menguat dibanding penutupan kemarin di Rp14.326 per USD.
Dikutip data Bloomberg, Rupiah sempat melemah tipis usai pembukaan hingga menyentuh level Rp14.275, lalu menguat tipis dan saat ini kembali melemah di level Rp14.275 per USD.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu, mengatakan, sentimen pasar masih akan positif memfaktorkan rencana pertemuan Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping pada G20 tanggal 28-29 Juni 2019 mendatang.
"Di tengah optimisme pasar global pagi ini, mata uang kuat Asia yen, dolar Hong Kong dan dolar Singapura justru dibuka kompak melemah terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah hari ini," ujar Lana.
Dari eksternal, kepemilikan China pada obligasi pemerintah AS masih turun. Sejak Maret 2019, China terus mengurangi kepemilikannya pada obligasi pemerintah AS.
Pada posisi April 2019, kepemilikan tersebut tercatat sebesar USD 1,1 triliun, merupakan yang terendah sejak Mei 2017, dari USD 1,12 triliun pada Maret 2019. Lana memprediksi rupiah hari ini berpotensi melemah menuju kisaran antara Rp14.330 sampai Rp14.340 per USD.
Penurunan ini berjalan perlahan, dan China mulai memperbesar posisi cadangan devisanya dengan mulai membeli emas. Tidak hanya China, Jepang sebagai investor asing kedua terbesar setelah China juga mulai mengurangi posisinya.
"Untuk saat ini para analis menilai penurunan ini bukan bisa jadi merupakan 'balasan' China atas isu perang dagang AS-China tetapi jika berlanjut, penjualan ini bagian dari diplomasi China untuk kompromi," kata Lana.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaAwas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998
Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaTernyata, Peredaran Uang Selama Pemilu 2024 Mencapai Rp67,1 Triliun
Realisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca Selengkapnya