Rupiah Kembali Melemah ke Rp15.000 Menanti Pengumuman Suku Bunga The Fed
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup melemah 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.010 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.993 per USD. Ini dipengaruhi pelaku pasar yang menanti pengumuman hasil rapat bank sentral AS The Fed.
"Hari ini rupiah memang terlihat melemah, tapi sebenarnya masih relatif stabil dan bergerak di kisaran Rp15.000," kata Ekonom Senior Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (27/7).
Menurut Rully, pergerakan rupiah masih lebih banyak dipengaruhi oleh faktor global di mana pelaku pasar masih menunggu hasil Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) besok. "Pasar memperkirakan akan naik 75 bps, tapi yang paling penting dan ditunggu adalah guidance ke depan, akan seberapa agresif The Fed masih menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi yang sangat tinggi," imbuhnya.
The Fed diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga yang cukup besar lagi ketika mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu waktu setempat. Investor menunggu kemungkinan kenaikan suku bunga Federal Reserve 75 basis poin pekan ini, dengan pasar memperkirakan sekitar 10 persen risiko kenaikan yang lebih besar.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.997 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.978 hingga Rp15.029 per USD. Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp15.020 per USD dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.984 USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaThe Fed diperkirakan tak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang menjadi harapan banyak pihak.
Baca SelengkapnyaMencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca Selengkapnya