Rupiah Ditutup Menguat Meski Ada Demo Penolakan UU Cipta Kerja
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup menguat pada hari ini, Kamis (8/10), meski ada aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja. Rupiah ditutup di level Rp14.710 per USD, sama seperti hari sebelumnya.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah dibuka menguat 11 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.699 per USD dari sebelumnya Rp14.710 per USD. Rupiah sempat melemah ke Rp 14.729, namun kembali menguat ke Rp 14.719 per USD.
Meski sempat bergerak stagnan, Rupiah masih menunjukkan penguatan dan kemudian ditutup menguat di Rp 14.710 per USD.
"Dari eksternal sebenarnya sentimen pasar masih positif sehingga harusnya bisa membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (8/10).
Ariston menuturkan sentimen positif kembali ke pasar keuangan sejak Rabu (7/10) siang, karena meskipun Presiden AS Donald Trump menunda negosiasi paket stimulus, tapi ia menyebutkan akan mengeluarkan stimulus parsial yang menyasar pekerja, industri penerbangan, dan lain-lain.
"Persetujuan parsial stimulus AS oleh Trump memberikan sentimen positif ke aset berisiko. Tapi mungkin karena kekhawatiran demo, penguatan rupiah jadi tertahan," imbuhnya.
IHSG Ditutup Menguat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat, masih dipengaruhi euforia pengesahan RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang pada awal pekan. IHSG ditutup menguat 34,82 poin atau 0,7 persen ke posisi 5.039,14.
Analis Bina Artha Sekuritas M Nafan Aji Gusta mengatakan, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 6,37 poin atau 0,83 persen menjadi 770,45.
"Euforia pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja menjadi UU masih kuat. Market juga mengapresiasi statement dari Gubernur The Fed Jerome Powell mengenai perlunya stimulus moneter dan fiskal yang lebih agresif," kata Nafan di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (8/10).
Selain itu, dia menjelaskan, pelaku pasar mengapresiasi kemajuan vaksin covid-19 dan meredanya kontraksi pada kinerja penjualan ritel di Tanah Air.
Bank Indonesia mencatat penjualan eceran terus membaik ditopang sebagian besar kelompok barang. Hal itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2020 yang tumbuh -9,2 persen (yoy), membaik dari -12,3 persen (yoy) pada Juli 2020.
Perbaikan terjadi pada sebagian besar kelompok barang, dengan penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau tumbuh positif, sejalan dengan implementasi adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang mendorong aktivitas masyarakat.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.
Baca SelengkapnyaPemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.
Baca Selengkapnya