Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.657 per USD Meski Resesi Ekonomi Depan Mata
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup menguat 50 poin ke level Rp14.657 per USD. Ini menguat dibanding dari penutupan sebelumnya di level Rp14.707. Padahal pada sesi pagi tadi sempat melemah 15 poin.
Dalam perdagangan besok, Rupiah diprediksi akan dibuka melemah tipis. Namun ditutup menguat sebesar 10-50 point di level Rp14.625 - Rp14.660 per USD.
Kondisi ini dipicu aroma resesi yang sudah terlihat di depan mata. Tingkat konsumsi masyarakat juga masih jalan di tempat. Tak hanya itu, kondisi yang sama juga terjadi dibeberapa negara yang sejak awal telah lebih dulu mengalami resesi ekonomi.
Direktur PT TRFX Garda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menilai kondisi ini tidak perlu ditakuti lagi. Sebab sebelumnya sudah ada 49 negara di dunia yang bernasib sama dengan Indonesia.
"Sehingga resesi tidak perlu ditakutkan lagi, saat ini pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu berjuang bersama untuk mengembalikan ekonomi yang sempat hancur akibat pandemi covid-19," kata Ibrahim kepada wartawan, Jakarta, Selasa (20/10).
Ibrahim melanjutkan pada dasarnya fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cukup bagus. Selain itu para investor juga masih jadi favorit. Terutama pada surat utang negara (SUN) dan obligasi dengan bunga yang masih kompetitif.
Sebagai Informasi, pada triwulan III-2020, Pemerintah memperkirakan PDB tumbuh kontraksi 1-2,9 persen. Hampir seluruh komponen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami kontraksi alias pertumbuhan negatif.
Konsumsi rumah tangga akan di antara minus 1,5 persen sampai 3 persen. Investasi juga masih mengalami tekanan antara minus 6,4 persen - minus 8,5 persen. Ekspor masih dalam range minus 8,7 persen - 13,9 persen. Impor juga masih mengalami tekanan.
"Secara keseluruhan untuk 2020 adalah antara minus 0,6 persen - 1,7 persen," kata dia.
Tak hanya itu saja, aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dan aktivis buruh yang menolak UU Cipta Kerja juga turut memengaruhi melemahnya Rupiah pada perdagangan sore ini.
Sisi Eksternal
Di sisi eksternal, pasar terus memantau jelang batas waktu yang diberlakukan sendiri untuk meloloskan langkah-langkah stimulus AS terbaru. Ketua DPR Nancy Pelosi, yang menetapkan tenggat waktu Selasa, dan Menteri Keuangan Steve Mnuchin untuk terus mempersempit perbedaan mereka. Pelosi juga berharap akan ada kejelasan tentang langkah-langkah itu dapat disahkan sebelum pemilihan presiden 3 November atau sebaliknya.
Selain itu, Wakil Ketua Federal Reserve Richard Clarida menyoroti kebutuhan mendesak agar langkah-langkah stimulus disahkan. Meskipun ekonomi AS pulih dengan kuat setelah mengalami pukulan besar berkat Covid-19, ia memperingatkan perlu waktu satu tahun lagi bagi ekonomi untuk kembali ke tingkat sebelum krisis.
"Serta membutuhkan waktu lebih lama bagi pasar tenaga kerja untuk memulihkan kerugian," sambung Ibrahim.
Sementara itu, kondisi Rupiah juga dipengaruhi pembicaraan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa (UE). Setelah pecah kepala negosiator Inggris David Frost memperingatkan agar negara tersebut tidak melihat dasar untuk melanjutkan pembicaraan perdagangan kecuali ada perubahan mendasar dalam pendekatan UE.
Komentar Frost sebelumnya memupuskan harapan negosiasi antara kedua pihak akan dilanjutkan. Kemudian, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan bank sentral akan mempertahankan kebijakan yang akomodatif untuk menanggapi pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnya