Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.418 per USD Seiring Membaiknya Data Tenaga Kerja AS
Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah terhadap dolar AS (USD) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup menguat seiring membaiknya data tenaga kerja Amerika Serikat.
Rupiah ditutup menguat 9 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.418 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.427 per USD.
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Nikolas Prasetia mengatakan, pergerakan Rupiah sepekan ke belakang lebih terpengaruh isu dolar AS, yang teranyar yaitu data klaim tunjangan pengangguran AS yang dirilis semalam cukup bagus.
Data klaim pengangguran AS pada pekan lalu turun menjadi 684 ribu klaim dari pekan sebelumnya 781 ribu klaim dan juga estimasi 735 ribu klaim.
"Selain itu terdapat arus inflow ke AS karena perbedaan tingkat imbal hasil obligasi AS dengan Eropa, serta adanya kekhawatiran di Turki yang membuat pembelian dolar AS meningkat dan berdampak ke Rupiah," ujar Nikolas dikutip dari Antara.
Pada pekan depan, lanjut Nikolas, sesi perdagangan menjadi empat hari karena ada libur memperingati Paskah, sehingga perlu diwaspadai bisa ada 'cash out' mendekati akhir pekan yang panjang.
"Jadi untuk rupiah ini, waspadai bisa bergerak dalam range sempit karena cenderung wait and see untuk isu minggu depan," kata Nikolas.
Rupiah Pagi Hari
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.443 per USD. Sepanjang hari Rupiah bergerak di kisaran Rp14.418 per USD hingga Rp14.445 per USD.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan Rupiah menguat jadi Rp14.446 per USD, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.464 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia Tembus Rp8.041 Triliun per November 2023, Kemenkeu: Masih Aman
Utang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.364 Triliun
Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca Selengkapnya