Rupiah Ditutup Melemah Imbas Kontraksi Ekonomi Singapura
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (14/7). Dalam perdagangan sore ini Rupiah ditutup melemah tipis 25 poin di level Rp14.450 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.425 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, pelemahan Rupiah dipengaruhi oleh pengumuman kontraksi ekonomi Singapura pada kuartal II-2020. Tidak tanggung-tanggung, produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2020 minus 41,2 persen quarter-on-quarter (QoQ) setelah minus 3,3 persen di kuartal I-2020.
"Tidak tanggung-tanggung produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2020 minus 41,2 persen quarter-on-quarter (QoQ) setelah minus 3,3 persen di kuartal I-2020. Kontraksi pada periode April-Juni tersebut lebih buruk dari konsensus di Trading Economic sebesar -37,4 persen," ujarnya melalui riset harian, Jakarta.
Sementara secara tahunan atau year-on-year (YoY) PDB minus 12,6 persen, juga lebih buruk dari konsensus minus 10,5 persen YoY. Tidak hanya lebih buruk dari konsensus, PDB tersebut juga terburuk sepanjang sejarah Negeri Merlion. Di kuartal I-2020, PDB mengalami kontraksi tipis -0,3 persen YoY.
"Memburuknya ekonomi Singapura akan berdampak terhadap perekonomian Indonesia yang selama ini merupakan mitra bisnis yang sangat strategis serta penyumbang investasi terbesar di Indonesia dan ini akan berdampak terhadap perekonomian dalam negeri, bahkan ada kemungkinan Pertumbuhan ekonomi diramal akan mengalami kontraksi di kuartal II-2020," jelasnya.
Perkiraan Sri Mulyani
Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, sebelumnya memperkirakan ekonomi April-Juni akan terkontraksi dalam kisaran -3,5 persen hingga -5,1 persen. Namun prediksi tersebut belum bisa dipastikan mengingat pandemi Virus Corona masih belum berakhir.
"Mungkinkan Indonesia PDB Kuartal II akan lebih baik dari Singapura? pertanyaan ini susah kita jawab dalam kondisi tak menentu akibat pandemi Virus Corona namun kita tetap optimis bahwa apa yang ditakutkan oleh MenKeu, berbanding terbalik karena fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat dan cadangan devisa kita terus mengalami peningkatan," jelas Ibrahim.
Dengan kondisi eksternal yang kurang kondusif, Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valas, obligasi dan SUN diperdagangkan DNDF guna menjaga stabilitas mata uang Rupiah.
"Intervensi tersebut menahan keluarnya arus modal asing yang cukup besar dari pasar keuangan dalam negeri dan sudah tentu pelemahan mata uang rupiah tertahan, walaupun masih memasuki zona merah, namun apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia perlu mendapatkan apresiasi dari pasar," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca Selengkapnya