Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rupiah capai Rp 14.700 per USD, investor obligasi luar negeri berpotensi pergi

Rupiah capai Rp 14.700 per USD, investor obligasi luar negeri berpotensi pergi dolar AS. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Peneliti Institute for Development Economic and Financial (INDEF), Bhima Yudhistira, menyoroti kondisi utang Indonesia di tengah pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS. Bhima mengatakan, kondisi pelemahan Rupiah ke Rp 14.700 pasti akan berpengaruh ke utang Indonesia.

Meskipun rasio utang terhadap PDB masih di kisaran aman, pemerintah tetap harus waspada. Sebab, menurut dia, rasio kepemilikan asing terhadap surat utang Indonesia cukup besar, yakni 40 persen.

"Soal rasio utang Turki dan Argentina sudah di atas 50 persen. Indonesia di kisaran 30 persen. Tapi yang perlu dicermati adalah rasio kepemilikan asing di surat utang Indonesia yang mencapai 40 persen," kata dia kepada merdeka.com, Jakarta, Jumat (31/8).

Pelemahan Rupiah ini, menurut dia, dapat menyebabkan modal asing ke luar Indonesia atau yang lebih dikenal dengan capital outflow.

"Di tengah naiknya bunga Fed rate dan resiko global capital outflow bisa mengganggu kinerja ekonomi Indonesia. Investor asing melihat kondisi ini akan lakukan flight to quality dengan membeli aset yang aman baik Dolar, emas maupun yen," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pihaknya akan terus mewaspadai fluktuasi nilai tukar Rupiah yang telah menembus angka Rp 14.700 per USD. Angka ini semakin jauh meninggalkan target yang ditetapkan dalam APBN 2018 sebesar Rp 13.400 per USD.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?

Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.

Baca Selengkapnya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Utang Pemerintah Tembus Rp8.041 Triliun, Menko Airlangga: Masih Aman Terkendali
Utang Pemerintah Tembus Rp8.041 Triliun, Menko Airlangga: Masih Aman Terkendali

Batas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara

Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.

Baca Selengkapnya
Prabowo Subianto Sebut Rasio Utang Indonesia Terendah di Dunia, Cek Dulu Datanya
Prabowo Subianto Sebut Rasio Utang Indonesia Terendah di Dunia, Cek Dulu Datanya

Di Asia, China menempati posisi rasio utang terhadap PDB yang tertinggi mencapai 77,10 persen.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya