Rupiah Bergerak Menguat Seiring Membaiknya Selera Risiko Investor
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Rabu (2/6). Rupiah dibuka di Rp 14.263 per USD, menguat dari penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp 14.280 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat melemah ke Rp 14.272 per USD usai pembukaan, namun kembali menguat ke Rp 14.266. Rupiah kemudian kembali melemah dan saat ini berada di posisi Rp 14.273 per USD.
Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, nilai tukar Rupiah berpotensi menguat seiring membaiknya risk appetite atau selera risiko investor. Rupiah masih mengikuti perkembangan pergerakan dolar AS terhadap mata uang lainnya.
"Kecenderungan melemahnya dolar AS karena sentimen risk investor yang membaik, didukung oleh pemulihan ekonomi yang lebih cepat di negara-negara besar," ujar Rully dikutip Antara, Rabu (2/6).
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 89,873, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 89,831. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,613 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,615 persen.
Hari ini akan dirilis data tenaga kerja di luar sektor pertanian versi Automatic Data Processing (ADP), data klaim pengangguran mingguan, dan data aktivitas jasa AS. Bila data dirilis lebih baik dari perkiraan, maka dolar AS berpotensi menguat.
Dari domestik, pada hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Mei 2021. Bank Indonesia memprediksi inflasi pada Mei 2021 sebesar 0,28 persen (mtm). Menurut Rully, rupiah hari ini berpotensi bergerak di kisaran Rp14.260 per USD hingga Rp14.325 per USD.
"Dari dalam negeri, sentimen inflasi akan berpengaruh terhadap rupiah," kata Rully.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaNilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca Selengkapnya