Rupiah Bergerak Melemah ke Level 14.144 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Jumat (11/10). Rupiah dibuka di level Rp14.130 per USD, menguat dibanding perdagangan sebelumnya di Rp14.150 per USD.
Mengutip Bloomberg, Rupiah sempat melemah tipis ke Rp14.128, kemudian bergerak melemah ke Rp14.144 per USD. Saat ini, Rupiah kembali melemah dan berada di posisi Rp14.140 per USD.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.139 per USD. Melemah jika dibandingkan dengan patokan pada tanggal (10/10) yang ada di angka 14.157 per USD.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan kondisi Rupiah yang stabil karena inflow atau aliran masuk ke Indonesia terus bertambah. BI mencatat aliran modal asing masuk ke Indonesia (capital inflow) dari awal tahun hingga 3 Oktober 2019 sebesar Rp192,6 triliun. Inflow tersebut masuk melalui berbagai instrumen.
"Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp137,9 triliun dan saham sebesar Rp52,4 triliun," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo saat ditemui di Masjid Kompleks Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/10).
Sementara sisanya masuk dari berbagai instrumen lain seperti obligasi korporasi dan SBI.
Dia menegaskan lancarnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia menandakan bahwa perekonomian nasional dipandang memiliki prospek yang baik dan investasi imbal hasil yang menarik oleh investor.
"Ini menggambarkan secara keseluruhan bahwa aliran masuk modal asing ke SBN tuh masih terus berlanjut membuktikan bahwa imbal hasil tetap menarik dan juga prospek ekonomi yang menarik," ujarnya.
Berdasarkan data BI, pada September 2019, Rupiah mencatat apresiasi 0,9 persen secara point to point (ptp) dan 1,0 persen secara rerata dibandingkan dengan level Agustus 2019. Dengan perkembangan tersebut Rupiah sejak awal tahun sampai dengan 18 September 2019 tercatat menguat 2,3 persen (ytd).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaAwas! Dampak Pelemahan Rupiah Berpotensi Mirip Krisis Moneter 1998
Rupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca Selengkapnya10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?
Pasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.
Baca SelengkapnyaTernyata, Peredaran Uang Selama Pemilu 2024 Mencapai Rp67,1 Triliun
Realisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca Selengkapnya