Merdeka.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat sebanyak 16.035 ton garam rakyat dari Sumenep dan Sampang. Serta sekitar 207 ribu ton masih menumpuk di petambak. Hal ini diakibatkan rendahnya harga jual garam petani yang berkisar Rp 150 sampai 250 per kilogram untuk semua kualitas.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutarjo, mengatakan rendahnya harga garam ditingkat petani karena ulah para tengkulak yang memberi harga rendah. "Semua spesifikasi kualitas garam rakyat dihargai sama, sehinggaberdampak terhadap menurunnya semangat para petambak untuk memperbaiki kualitas garamnya," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com di Jakarta, Kamis (20/9).

Hingga 13 September 2012, tim KKP mencatat bahwa tidak ada transaksi atau serapan produksi garam musim 2012 yang dilakukan oleh perusahaan. Padahal, hingga tanggal 14 September 2012, produksi garam rakyat di sentra garam telah mencapai 668.865,48 ton, tetapi baru terserap sebanyak 282.457,42 ton atau masih tersisa stok garam sebanyak 411.218,89 ton.

Dia mengatakan rendahnya serapan garam petani karena masih tersedianya stok garam di gudang PT Garam dari sisa panen musim 2011 sebanyak 18.403 ton. Pihaknya akan segera mewajibkan importir garam konsumsi untuk menyerap garam rakyat minimal sebesar 50 persen dari total importasinya."Hal ini biar tidak ada rembesan garam industri yang masuk ke pasar sebagai garam konsumsi,," katanya.

Cicip menegaskan pihaknya akan mewajibkan importir produsen (IP) untuk menyerap garam rakyat sebesar 100 persen dari kuota impor sebelum melakukan importasi. "Garam impor yang sudah masuk jangan dipasarkan terlebih dahulu sebelum garam rakyat terserap sehingga harga garam rakyat tetap stabil sesuai HPP," katanya.