Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Resesi Ekonomi Menghantui, Indonesia Harus Tingkatkan Ketahanan Pangan

Resesi Ekonomi Menghantui, Indonesia Harus Tingkatkan Ketahanan Pangan Ilustrasi sawah. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Virus Corona terbukti mengakibatkan ekonomi dunia tak berdaya, tak terkecuali Indonesia. Resesi mulai menghantui Indonesia, terutama di akhir kuartal II akhir tahun ini. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi kian terpuruk dan berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.

Pengamat ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Suryanto mengatakan, ancaman resesi ekonomi Indonesia dan global adalah nyata. Menurutnya, jika ekonomi global mengalami resesi maka pasar ekspor akan mengalami gangguan.

"Yang terjadi berikutnya adalah kebangkrutan dunia usaha, kemudian diikuti oleh PHK besar-besaran," ujar Suryanto kepada wartawan belum lama ini.

Menurut dia, indikator penurunan investasi masuk ke Indonesia dikhawatirkan juga akan menyebabkan jumlah uang beredar di Indonesia berkurang. Sejumlah indikator yang menunjukkan Indonesia sedang mengarah ke jurang resesi di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang negatif pada kuartal II dan tren ekonomi kuartal III dan IV yang sangat bergantung pada kondisi perekonomian global.

Belum adanya titik terang berakhirnya pandemi Covid-19, menjadi tantangan berat bagi perekonomian Indonesia di kuartal II tahun ini. Dikhawatirkan hal tersebut membuat perekonomian Indonesia tidak bisa leluasa bergerak.

"Ancaman seperti ini bisa diantisipasi dengan usaha pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional bagi masyarakat," katanya.

Kegiatan produksi yang terganggu, diakuinya, menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat. Jika pendapatan menurun akan menyebabkan perekonomian menjadi lesu.

"Indonesia harus memperkuat sektor-sektor primer terutama sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional," tandasnya.

Dengan kekuatan ekonomi lokal tersebut, dia optimistis masyarakat tidak terlalu bergantung pada ekonomi global.

Sektor Terdampak

Suryanto mengatakan, sejumlah sektor yang kemungkinan merasakan dampak paling signifikan jika resesi benar-benar melanda Indonesia, salah satunya sektor jasa pariwisata. Keputusan yang diambil pemerintah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengakibatkan pariwisata menjadi sektor yang berpeluang terdampak serius.

Kendati demikian, ada sejumlah sektor yang menurutnya meraup untung di tengah pandemi Covid-19. Misalnya, jasa komunikasi penyedia jaringan, seperti Zoom, Meet, dan Webex.

Terkait dampak resesi Singapura terhadap Indonesia, Suryanto menyebut, tidak akan signifikan. Karena Singapura merupakan negara yang mengandalkan sektor tersier atau jasa dalam perekonomiannya.

"Kalau negara-negara yang selama ini menggantungkan ekonominya pada kegiatan ekspor, maka saat ini negara-negara mengalami kesulitan untuk melakukan ekspor karena pasar lesu," katanya lagi.

Dia menilai, krisis Singapura meski berdampak pada ekonomi Indonesia tidak akan signifikan dalam jangka pendek. Struktur perekonomian Indonesia dan Singapura berbeda. Indonesia mengandalkan konsumsi rumah tangga dengan jumlah penduduk 270 juta, sedangkan Singapura hanya 5,6 juta.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19

Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya

Jokowi Akhirnya Ungkap Tiga Tantangan Besar Ekonomi Indonesia 2024, Ini Detailnya

Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya
Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Keuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun

Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.

Baca Selengkapnya
Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19

Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19

Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.

Baca Selengkapnya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja

Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.

Baca Selengkapnya