Rekomendasi DEN untuk Indonesia Bebas Impor Elpiji
Merdeka.com - Indonesia saat ini masih bergantung pada impor LPG dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dewan Energi Nasional (DEN) pun memperkirakan Indonesia sebenarnya bisa terbebas dari impor ini dengan melakukan beberapa cara.
Anggota Dewan Energi Nasional, Satya Widya Yudha mengatakan, cara pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menambah jaringan gas 10 juta rumah tangga. Kemudian, kedua mendorong pemanfaatan kompor listrik.
"Penggunaan kompor listrik untuk rumah tangga dengan penggunaan energi yang kompetitif dan kontinuitas suplai listrik," kata Satya dalam diskusi daring, Jakarta, Kamis (7/4).
Langkah ketiga, kata Satya adalah, memproduksikan Rich Gas 500 ribu ton/tahun mulai 2022. Selanjutnya, meningkatkan produksi LPG dari pengembangan kilang minyak.
"Langkah kelima dengan mengembangkan DME & metanol dari IUP BUMN dan PKP2B perpanjangan," jelasnya.
Bebas Impor, RI Hemat Anggaran USD 4 M per Tahun
Dengan melakukan berbagai langkah pengurangan gas impor tersebut, maka Indonesia dapat menghemat anggaran sebesar USD 4 miliar per tahun mulai 2021 hingga 2040. Tentunya, ini akan berdampak pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).
Sementara itu, Satya merinci pada 2030 kebutuhan LPG Indonesia sebesar 9,7 juta ton.
Jika tanpa impor, maka pemenuhannya berasal dari LPG Eksisting sebesar 1,2 juta, jargas 1,1 juta, kompor listrik 2,1 juta, rich gas 0,5 juta, LPG dari kilang 1,8 juta, DMe dan Methanol 3 juta.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia butuh dana antara Rp69-75 triliun untuk membeli sejumlah komoditas energi.
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca SelengkapnyaFilipina mampu mengembangkan dan memanfaatkan panas bumi dengan baik untuk kelistrikan di negaranya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kerja sama memungkinkan untuk dikembangkan ke berbagai bentuk lainnya yang akan mendukung bisnis dan memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak.
Baca SelengkapnyaUNDP berkomitmen untuk memperdalam kolaborasi dan memperluas partisipasi dalam mencapai kemajuan di bidang energi dan pembangunan.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPemberian kompor induksi ini bertujuan untuk mengurangi impor gas LPG.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang belum terdata diimbau agar segera mendaftar sebelum melakukan pembelian LPG tabung 3 kg.
Baca SelengkapnyaFokus pemerintah dalam percepatan transisi energi Indonesia masih mengarah pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca Selengkapnya