Rakyat Yunani pilih keluar zona Euro daripada pemotongan pensiun
Merdeka.com - Masyarakat Yunani dalam referendum atau voting suara memutuskan untuk menolak dana bantuan dari Eropa dan IMF. Masyarakat secara tegas tidak sepakat dengan syarat utang yang diberikan oleh Eropa dan IMF, salah satunya pengurangan anggaran untuk gaji dan pensiun PNS dan menaikkan pajak di Yunani.
Dilansir dari CNN, banyak masyarakat Yunani yang sudah merasakan pemotongan upah dan pensiun selama ini. Mereka tidak mau ini dipotong lagi dan memilih Yunani kembali merebut perekonomian dengan keluar dari zona Euro sebagai konsekuensi menolak bantuan. Mayoritas atau lebih dari 60 persen masyarakat Yunani memilih kembali ke mata uang mereka yaitu Drachma.
Para pejabat senior di Eropa menyesalkan keputusan masyarakat Yunani. Mereka akan menggelar pertemuan malam ini sebelum pertemuan puncak pada hari Selasa nanti. "Hasil ini sangat kita sesalkan," ucap Menteri Keuangan Belanda sekaligus pimpinan pertemuan ini, Jeroen Dijsselbloem seperti dikutip dari CNN di Jakarta, Senin (6/7).
Keputusan mayoritas masyarakat ini diprediksi akan membawa kemerosotan perekonomian di Yunani. Masyarakat dihantui kemiskinan dan devaluasi atau penurunan nilai tukar mata uang secara tajam. Sebagian kecil masyarakat berharap Yunani menerima bantuan Eropa meski harus berkorban.
Namun bagaimanapun juga, Yunani sudah memutuskan tidak menerima bantuan. Secara perlahan perekonomian negara ini akan berhenti. Perbankan telah ditutup selama seminggu dan pengambilan di ATM kini dibatasi hanya USD 60 per hari. Dalam catatan CNN, satu orang di Yunani tidak akan memegang uang lebih dari USD 50.
Diberitakan sebelumnya, drama kebangkrutan Yunani masih terus berlanjut. Negara ini sudah melakukan referendum atau voting suara untuk mencari keputusan apakah bantuan dari Eropa dan IMF harus diterima atau tidak.
Referendum menghasilkan lebih dari 60 persen masyarakat Yunani menolak dana bantuan tersebut. Keputusan ini sesuai dengan keinginan Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras yang secara tegas menolak syarat-syarat pemberian bantuan dari Eropa dan IMF.
Yunani menolak bantuan dalam bentuk utang baru berjumlah 7,2 miliar euro atau sekitar Rp 108 triliun ini.
Padahal Yunani sudah resmi menjadi negara bangkrut karena tidak mampu membayar utang sebesar USD 1,7 miliar atau setara Rp 22,7 triliun ke International Monetary Fund (IMF) yang jatuh tempo pada 30 Juni 2015 lalu.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengelolaan arus lalu lintas tidak hanya mengarah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur saja.
Baca SelengkapnyaIni penampakan kuburan massal raksasa di Jerman yang diduga menjadi saksi peristiwa wabah pes di Eropa.
Baca SelengkapnyaMasyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mentor pijat yang terkenal di berbagai negara ini menggratiskan layanannya untuk orang miskin
Baca SelengkapnyaDia memilih usaha bisnis penggergajian kayu di Majenang, Jawa Tengah bersama dengan salah satu rekannya.
Baca SelengkapnyaJutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaMereka yang gemar tantangan akan sangat menikmati pendakian-pendakian gunung ini di Eropa.
Baca SelengkapnyaBerikut prajurit TNI yang bikin keok petarung asal Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnya