Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rahasia UKM Sepatu Berusia 128 Tahun Tolak Gulung Tikar Imbas Corona

Rahasia UKM Sepatu Berusia 128 Tahun Tolak Gulung Tikar Imbas Corona Upaya pemerintah tekan impor sepatu. ©2020 Liputan6.com/Faizal Fanani

Merdeka.com - Rasa cemas tentu dirasakan para pelaku bisnis ketika krisis ekonomi menyebar di hampir seluruh negara dunia akibat Virus Corona. Pebisnis khawatir usaha yang mereka jalani akan gulung tikar alias tutup.

Namun, berbeda dengan Peter Gimre. Pemilik toko sepatu di kota pesisir Astoria, Amerika Serikat. Dia mengatakan, meski pendapatan turun 20 persen selama pandemi, namun itu adalah kesuksesan besar.

Dilansir dari CNN, awalnya Gimre’s Shoes telah tutup selama dua minggu. Peter kemudian berusaha untuk bekerja sendiri tetapi dia menganggap upaya itu percuma. Sebab, tidak ada turis yang datang dan masyarakat juga tetap tinggal di dalam rumah.

Dengan hampir tiga perempat pendapatannya hilang pada saat itu, Peter tidak berpikir dia dapat menjalankan bisnisnya lebih dari beberapa bulan. Namun, pada akhir April, Peter mendapat insentif pemerintah.

"Jika saya tidak memiliki pinjaman, siapa yang tahu apa yang akan terjadi? Itu adalah garis hidup yang benar," kata Peter.

Pada 15 Mei, dia membuka kembali tokonya untuk pelanggan yang datang. Tetapi dengan kapasitas yang terbatas. Peter tidak diizinkan memiliki lebih dari delapan pelanggan di dalam satu waktu untuk tujuan jarak sosial. Dia juga memotong jam buka tokonya satu jam sehari dan tidak lagi buka pada hari Minggu.

Toko yang sudah berusia 128 tahun ini juga telah mengurangi pengeluarannya, membantu mengimbangi sebagian dari pendapatan yang hilang. Dia tidak lagi menghabiskan uang untuk pemasaran dan periklanan.

Setelah dibuka kembali untuk pelanggan langsung, penjualan mulai meningkat. Sementara mereka masih turun 20 persen di bulan Agustus.

Berkat pinjaman pemerintah dan biaya yang lebih rendah, tokonya bisa bertahan dalam krisis pandemi. Namun jika pandemi menyerang lagi ekonomi seperti yang terjadi musim semi ini, Peter tidak yakin bagaimana dia akan bertahan.

"Jika itu terjadi sekarang, saya punya bantalan. Jika itu terjadi musim semi berikutnya, saya tidak tahu akan seperti apa arus kas saya pada saat itu."

Bertahan Demi Pelanggan

Menurutnya, menjalankan bisnis kecil selalu sulit, terutama selama krisis kesehatan dan ekonomi yang sedang melanda. Tetapi itu yang ingin Peter terus lakukan untuk pelanggannya.

Bisnisnya yang berhasil bertahan secara finansial selama berbulan-bulan dalam pandemi membuat Peter merasa nyaman. Tapi yang juga membuatnya terus maju adalah dukungan emosional yang didapat dari komunitasnya.

Banyak pelanggan setia yang mengatakan kepadanya bahwa mereka lebih suka membeli dari tokonya daripada di tempat lain.

"Hanya mendengar itu secara teratur, memberi suntikan energi jiwa dan membuat kami ingin melakukan semua yang kami bisa untuk tetap dalam bisnis, yang kami mau," katanya.

Reporter Magang : Brigitta Belia

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.

Baca Selengkapnya
Lama Tak Muncul di Publik, Ternyata Mantan Menteri BUMN Jadi Tukang Batu dan Gali Parit

Lama Tak Muncul di Publik, Ternyata Mantan Menteri BUMN Jadi Tukang Batu dan Gali Parit

Mantan orang nomor satu di BUMN kini alih profesi jadi tukang batu dan gali parit. Siapa sosoknya?

Baca Selengkapnya
Jatuh Bangun Saroh Rintis Usaha Kue Brownis Kering di Indramayu, Modal 1,5 Juta Kini Raup Omzet hingga Rp150 Juta Per Bulan

Jatuh Bangun Saroh Rintis Usaha Kue Brownis Kering di Indramayu, Modal 1,5 Juta Kini Raup Omzet hingga Rp150 Juta Per Bulan

Berkat kerja kerasnya membangun usaha di masa pandemi Covid-19, omzetnya kini mencapai Rp150 juta dan terjual sampai Dubai.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Awalnya Terjual 5 Porsi Kini Laku 3 Ton dalam Seminggu, Intip Kisah Inspiratif Pengusaha Pisang Geprek yang Viral

Awalnya Terjual 5 Porsi Kini Laku 3 Ton dalam Seminggu, Intip Kisah Inspiratif Pengusaha Pisang Geprek yang Viral

Berawal dari modal yang sangat kecil, kini ia memperoleh omzet hingga jutaan rupiah per minggunya.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Baru Mulai Usaha Sudah Rugi Puluhan Juta, Ini Kisah di Balik Batu Akik Trenggalek yang Kini Favorit Pasar Polandia hingga Amerika

Baru Mulai Usaha Sudah Rugi Puluhan Juta, Ini Kisah di Balik Batu Akik Trenggalek yang Kini Favorit Pasar Polandia hingga Amerika

Pasang surut bisnis dialami David Kurniadi, pengrajin batu akik Trenggalek yang karyawannya berkurang drastis imbas pandemi

Baca Selengkapnya
Menteri Risma Dipuji Usai Beberkan Strategi Indonesia Tangani Krisis Pangan, Gempa Bumi hingga Banjir di Forum OECD Perancis

Menteri Risma Dipuji Usai Beberkan Strategi Indonesia Tangani Krisis Pangan, Gempa Bumi hingga Banjir di Forum OECD Perancis

Penjelasan Menteri Risma terkait penanganan bencana di Indonesia mendapatkan pujian di Forum OECD Perancis.

Baca Selengkapnya
Beras Mahal dan Langka, Bulog Klaim Sudah Salurkan Stok ke Pasar hingga Ritel Modern Sebanyak 226 Ribu Ton

Beras Mahal dan Langka, Bulog Klaim Sudah Salurkan Stok ke Pasar hingga Ritel Modern Sebanyak 226 Ribu Ton

Khusus di bulan Februari, Bulog sudah mengeluarkan 60 ribu ton beras.

Baca Selengkapnya
Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19

Industri Penerbangan RI Mulai Pulih Usai Terseok-seok Saat Pandemi Covid-19

Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.

Baca Selengkapnya