Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rahasia Singapura bisa bebas macet

Rahasia Singapura bisa bebas macet Situasi Scott Street, Singapura bebas macet. ©2014 Merdeka.com/Ardyan M. Erlangga

Merdeka.com - "Macetnya cupu," kata Bowo, 28 tahun, warga negara Indonesia yang sedang mengunjungi Singapura, sambil tergelak. Dia membandingkan puncak kemacetan di Orchard Road, pusat belanja di Negeri Singa itu, dengan padatnya jalanan yang biasa dia hadapi di DKI Jakarta. "Paling kerasa tidak banyak sepeda motor yang memotong laju kendaraan lain dan menambah ruwet," imbuh Wahyu, turis lainnya.

Dari pantauan merdeka.com, kebetulan sedang bertandang ke negara kota itu atas undangan pelatihan di Nanyang Technological University, pada jam berangkat kantor pukul 07.00 hingga 09.00, kondisi Bukit Timah Expressway yang mengarah ke kota tak terlalu padat. Kendaraan seperti mobil dan truk bisa melaju di kecepatan 70-80 kilometer per jam.

Peter Ong, 56 tahun, warga Singapura yang kini mukim di Australia, merasa penilaian warga Indonesia yang merasa jalanan negaranya bebas macet, tidak sepenuhnya benar. "Karena sebetulnya ini awal Desember, sebagian sekolah libur. Maka dari itu terlihat lengang," ujarnya.

Dia menuturkan, di jam-jam sibuk di bulan lainnya, kemacetan mudah ditemui dan kadang bikin frustrasi. "Tapi ya memang tidak separah Jakarta," kata Ong.

Bagi warga kota-kota besar Indonesia, Singapura bisa jadi rujukan kondisi jalan idaman. Hapsari, 27 tahun, pekerja komuter Jakarta-Tangerang berharap tak perlu menghabiskan hidup di jalan. Dia minimal butuh 1,5 jam saban pagi dan sore di jalanan yang tak pernah bisa diprediksi. "Aku pernah di Singapura, rasanya jadi komuter enggak stres," ungkapnya.

Untuk itu, tak keliru bila bertanya pada warga yang mukim di Singapura. Apa sih rahasia jalanan di kota yang cuma separuh luas DKI Jakarta itu, bisa relatif lebih lengang dibanding kota-kota besar Asia Tenggara?

Rahasia pertama, pemerintah Singapura keras membatasi populasi kendaraan pribadi. Syam, pekerja migran asal Malaysia yang tiga tahun terakhir mencari nafkah di Singapura, menceritakan betapa mengerikannya punya kendaraan sendiri di Negeri Merlion itu.

"Kalau kamu sudah tidak pusing soal pajak, barulah berani punya private car atau motorcycle," ujarnya sambil tersenyum.

Pajak yang dimaksud, adalah biaya sertifikat (setara BPKB) dan pajak tahunan, yang jauh lebih mahal dari harga jual mobil. Syam menggambarkan, mobil yang bila dirupiahkan setara Rp 150 juta, harus membayar gabungan pajak kendaraan dan pajak umum hingga empat kali lipat.

"Mobil impor Jepang bisa kena pajak sampai SGD 80.000 tiap tahun," ungkapnya.

Rahasia lain, biaya bahan bakar. Paling murah adalah Oktan 95 yang disediakan SPBU Caltex atau Shell, di mana per liter mendekati SGD 2 atau setara Rp 18.746. Seandainya bawa sepeda motor pun, butuh rutin mengisi 20 liter per pekan. "Tak sanggup saya," kata Syam.

Di luar itu, perumahan Singapura yang mayoritas berupa rumah susun, bukan rumah tapak, mengurangi minat masyarakat memiliki kendaraan pribadi. Punya mobil artinya harus memikirkan ruang untuk parkir dan tetek bengek lainnya.

Sementara, kalau naik bus dan MRT, saban perjalanan cuma butuh 20 sen per orang per hari. Merujuk data Today Online, setara SGD 120 per bulan.

"Dengan sistem perumahan itu, lebih murah naik transportasi umum," kata Syam.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.

Baca Selengkapnya
Jelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Gedung MK Dikelilingi Tembok Beton dan Kawat Berduri
Jelang Sidang Perdana Sengketa Pilpres, Gedung MK Dikelilingi Tembok Beton dan Kawat Berduri

Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar sidang perdana perselisihan hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2024 mulai Rabu (27/3).

Baca Selengkapnya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Maling Bobol Rumah Mewah di Makassar saat Pemilik Liburan ke Singapura, Mobil hingga Uang Raib
Maling Bobol Rumah Mewah di Makassar saat Pemilik Liburan ke Singapura, Mobil hingga Uang Raib

Maling Bobol Rumah Mewah di Makassar saat Pemilik Liburan ke Singapura, Mobil hingga Uang Raib

Baca Selengkapnya
Pemerintah Berencana akan Tarik Pajak Rokok Elektrik, Pengusaha Beri Tanggapan Begini
Pemerintah Berencana akan Tarik Pajak Rokok Elektrik, Pengusaha Beri Tanggapan Begini

Dampak berlakunya pajak rokok untuk rokok elektrik sifatnya sangat membebani.

Baca Selengkapnya
Q&A: Fakta dan Penjelasan Lengkap Aturan Pembatasan Barang dari Luar Negeri yang Diizinkan Masuk oleh Bea Cukai
Q&A: Fakta dan Penjelasan Lengkap Aturan Pembatasan Barang dari Luar Negeri yang Diizinkan Masuk oleh Bea Cukai

Salah satu aturan tersebut memberikan kewenangan kepada Bea Cukai untuk melakukan penataan kembali kebijakan impor dengan menggeser pengawasan impor

Baca Selengkapnya
Tinggal di Rumah Seharga Rp200 Miliar, Begini Penampakan Dapur Mewah Nia Ramadhani yang Bersih Banget
Tinggal di Rumah Seharga Rp200 Miliar, Begini Penampakan Dapur Mewah Nia Ramadhani yang Bersih Banget

Kehidupan Nia yang kini dipenuhi dengan kemewahan benar-benar mencuri perhatian masyarakat.

Baca Selengkapnya
AHY Ungkap Trik Pembebasan Lahan di IKN Tanpa Menimbulkan Masalah
AHY Ungkap Trik Pembebasan Lahan di IKN Tanpa Menimbulkan Masalah

AHY menegaskan pemerintah juga punya tujuan besar pembangunan yang juga harus dikawal dan dijaga bersama-sama.

Baca Selengkapnya
Dapat Izin dari Pemerintah, Bulog Bebas Impor Beras Sepanjang 2024
Dapat Izin dari Pemerintah, Bulog Bebas Impor Beras Sepanjang 2024

Bulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.

Baca Selengkapnya