Produktivitas Pekerja RI Kalah Dibanding Sri Lanka
Merdeka.com - Produktivitas pekerja Indonesia diketahui masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia lain. Bahkan, jika dibandingkan Sri Lanka dan Bangladesh.
Ketua Tim Kerja Lembaga Produktivitas Nasional (LPN), Bomer Pasaribu mengatakan, di antara negara kawasan Asia, Indonesia masih di peringkat 10 dalam hal produktivitas pekerja. Kalah dibandingkan Sri Lanka.
"Pada 2016, kita urutan ke-11, produktivitas kita USD 24.900. Kalah dengan Thailand, Mongolia bahkan dengan Malaysia. Tapi di 2018 meningkat dari 11 ke-10, produktivitas USD 28.180. Tapi tetap kalah dengan China, Sri Langka. Di bawah kita Filipina," ujar dia di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Jakarta, Rabu (19/12).
Selain itu, dalam hal jam kerja Indonesia lagi-lagi kalah dibandingkan dengan Sri Lanka. Jadi, meski tumbuh, namun pertumbuhan produktivitas Indonesia kalah cepat dibanding negara-negara lain, termasuk dengan Sri Lanka
"Di 2016, produktivitas jam kerja kita USD 12,3 sen. Di 2018 menjadi USD 13,92 sen, hampir USD 14. Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja kita ada kemajuan tapi kalah cepat dengan berapa negara. Diukur jam dan produktivitas kita kalah dengan Filipina, Sri Langka, Bangladesh," ungkap dia.
Menurut Bomer, pada 2019, pihaknya telah menyusun rencana kerja guna meningkatkan produktivitas pekerja Indonesia. Salah satunya implementasi dari Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing Nasional (GNP2DS). Sebagai payung hukumnya, pemerintah akan menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres).
"Rencana program kerja LPN tahun 2019 dalam rangka Making Indonesia 4.0 yaitu peningkatan dan percepatan pelaksanaan GNP2DS, pengukuran produktivitas dan daya siang, penerapan sistem pengupahan dikaitkan dengan produktivitas dan sistem bagi hasil peningkatan produktivitas," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Kaget Lulusan S2 dan S3 Indonesia Kalah dari Vietnam dan Malaysia
Jokowi bakal menggelontorkan anggaran agar populasi produktif S2 dan S3 di Indonesia bisa meningkat drastis.
Baca SelengkapnyaArea Panen Kopi Indonesia Terbesar Kedua Dunia tapi Produktivitas Rendah, Begini Solusinya
Areal panen kopi di Indonesia rata-rata seluas 1.25 juta ha/tahun.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penerimaan Bea Cukai 2023 Tak Capai Target Gara-Gara Cukai Rokok Naik 10 Persen
"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaBanyak Masyarakat Indonesia Mau Pindah jadi Warga Negara Singapura, Begini Persyaratannya
Alasannya karena gaji pekerja di Singapura lebih tinggi dibandingkan pekerja di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaInovasi Produk Pupuk Kaltim Ini Tingkatkan Produktivitas Pertanian Hingga 55 Persen
Produksi kentang di Modoinding Minahasa Selatan, mengalami kenaikan signifikan hingga 55 persen dari awalnya 9,9 ton per Hektare (Ha) menjadi 15,8 ton/Ha.
Baca SelengkapnyaTernyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca Selengkapnya