Produksi Industri Manufaktur Kuartal II-2019 Naik 3,62 Persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang pada kuartal II-2019 naik sebesar 3,62 persen secara year on year (yoy) terhadap kuartal II-2018. Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri pakaian jadi, naik 25,79 persen.
"Sedangkan industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya yaitu 21,46 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Kamis (1/8).
Meski tercatat naik secara tahun ke tahun, namun pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang kuartal II-2019 mengalami penurunan sebesar 1,91 persen terhadap kuartal I-2019. "Industri yang mengalami penurunan terbesar adalah industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya yaitu 17,44 persen," jelasnya.
Adapun pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan II-2019 pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi yakni Nusa Tenggara Barat yang naik 42,22 persen. Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terjadi di Provinsi Maluku Utara yaitu turun 58,50 persen.
Sementara itu, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) pada kuartal II-2019 juga turut naik sebesar 5,52 persen (yoy) terhadap kuartal II-2018.
Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri komputer, barang elektronika dan optik, naik 17,74 persen, Industri percetakan dan reproduksi media rekaman naik 17,01 persen dan industri pengolahan lainnya, naik 10,95 persen.
"Sementara industri yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah industri logam dasar sebesar 26,09 persen," ungkapnya.
Adapun beberapa provinsi mengalami pertumbuhan produksi di sektor IMK, yaitu Sulawesi Barat naik 42,38 persen, Papua Barat naik 27,85 persen dan Gorontalo naik 26,03 persen. Sedangkan, beberapa provinsi yang mengalami penurunan produksi yaitu Maluku Utara turun 13,84 persen dan Kalimantan Utara turun 1,94 persen.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaMelihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan
Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaRespons Agus Gumiwang Masuk Bursa Calon Ketum Golkar
Jawabannya masih sama yaitu masih fokus mengurus perindustrian.
Baca SelengkapnyaDulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan
Kisah pengusaha kerupuk kulit yang memulai bisnis dengan berjualan di pinggir jalan hingga dapat omzet ratusan juta.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?
Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaDua Perusahaan Dapat Izin Penjamin dan Pengelola Aset Kripto di Indonesia, Industri Beri Tanggapan Begini
Per Januari 2024 terdapat 32 Calon Anggota Bursa yang terdiri dari 29 CPFAK dan 3 Non-CPFAK yang mendaftar di tahun 2023.
Baca Selengkapnya