Produksi Dalam Negeri Tak Cukup, BUMN Cari Masker & Alat Kesehatan Keluar Negeri
Merdeka.com - Sebanyak 4,7 juta masker buatan perusahaan BUMN diprediksi bakal selesai diproduksi akhir Maret 2020. Namun, jumlah tersebut dirasa masih kurang untuk mencukupi kebutuhan masker dalam negeri.
Alasannya, dalam satu hari satu orang bisa menggunakan 3 masker sekali pakai. Mereka biasa mengganti masker sekali pakai setelah 8 jam pemakaian.
"Jadi kita akan cari juga dari luar kalau ada kekurangan untuk kebutuhan masker," kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa, (24/3).
Begitu juga dengan alat pelindung diri (APD) untuk kebutuhan rumah sakit. Perusahaan pelat merah memang sedang memproduksi APD untuk kebutuhan dalam negeri.
Selain memproduksi, pemerintah juga akan mencari APD untuk memenuhi kebutuhan saat ini. Sebab, dalam situasi seperti saat ini, bahan baku pembuatan APD juga sedang dicari para produsen di berbagai negara terjangkit.
"Sebab semua mengejar bahan baku dan lain-lain," kata Arya.
Tak hanya itu, peralatan yang digunakan untuk tes covid-19 yang dimiliki saat ini juga masih kurang. Masih banyak rumah sakit yang belum memiliki perlengkapan setara rumah sakit rujukan seperti RSPI Sulanti Suroso dan RSU Persahabatan.
"Nah itu kami sedang cari bahannya dari Swiss," ungkap Arya.
Rencananya, di tahap pertama ini akan ada 10 rumah sakit kebagian alat kesehatan di 10 provinsi. Dia berharap, di tahap selanjutnya akan ada lebih banyak lagi alat kelengkapan yang bakal disumbangkan BUMN kepada rumah sakit.
"Kami memang diminta untuk menyiapkan apa saja kebutuhan alat kesehatan dengan seluruh kelengkapannya," kata Arya.
Pemerintah Gandeng Startup Datangkan Dokter ke Rumah Warga
Pemerintah Jokowi terus mengupayakan segala cara untuk penanganan virus corona alias covid-19. Kementerian BUMN bahkan berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 untuk bekerja sama dengan sejumlah startup agar mendapat jangkauan yang lebih untuk melakukan pemeriksaan medis warga di rumah.
"Atas permintaan Gugus Tugas, kami akan menyatukan berbagai platform, Gojek, Grab Halodoc, Sahabat Dokter, dan lainnya, yang akan kami launching secara cepat untuk pasien yang tinggal di rumah," ujar Staf Khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga di Kantor Graha BNPB, Selasa (24/3).
Nantinya, para dokter dari sejumlah platform tersebut akan mengunjungi rumah warga. Sehingga, saat warga sedang self isolation dapat segera dibantu.
"Mudah-mudahan minggu ini semua persiapan siap. Kalau bisa, perawat dan dokter yang mau bergabung, bisa daftar ke Halodoc, Sahabat dokter dan sebagainya, sebagai relawan yang melayani pasien," kata Arya.
Ke depannya, hal ini tidak hanya di Jabodetabek, namun akan diperluas di seluruh Indonesia selama virus corona atau covid-19 berlangsung.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orang tua bisa melatih anak sebisa mungkin untuk belajar memakai masker.
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaBapanas memperkirakan, pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bagi pemilik kulit kering, mencari produk yang tidak hanya membersihkan secara efektif tetapi juga menjaga kelembapan kulit menjadi prioritas utama.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaPerusahaan sempat mengalami kerusakan mesin yang mengakibatkan penurunan produksi klinker hampir 10 persen, sehingga menyebabkan kerugian.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca Selengkapnya