Produksi Baja Global Anjlok Pertama Kali dalam Satu Tahun Terakhir
Merdeka.com - Produksi baja global tercatat anjlok 1,4 persen pada Agustus 2021 secara tahunan atau year on year (Yoy). Ini merupakan penurunan pertama dalam lebih dari satu tahun, dan kemungkinan akan turun lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang karena para pejabat di produsen utama China sedang berusaha untuk mengekang polusi.
Produksi baja mentah turun menjadi 156,8 juta ton pada Agustus, data Asosiasi Baja Dunia (WSA) menunjukkan pada Kamis (23/9), penurunan pertama sejak Juli 2020. Produksi di China terpuruk 13,2 persen menjadi 83,2 juta ton.
"Mengingat bahwa pihak berwenang di China secara proaktif mendorong produksi yang lebih rendah di sana, kemungkinan penurunan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang," kata Caroline Bain, kepala ekonom komoditas di Capital Economics, dalam sebuah catatan.
"Namun, masih harus dilihat apakah pihak berwenang China dapat tetap berada di jalurnya, terutama jika harga melonjak atau kelangkaan mulai muncul."
Awal bulan ini, kementerian lingkungan China berencana untuk memasukkan lebih banyak kota dalam kampanye polusi udara musim dingin 2021 ketika Beijing berupaya membersihkan langit yang dipenuhi kabut asap.
Negara-negara lain melihat produksi yang lebih tinggi karena harga baja yang kuat dan permintaan yang sehat mendorong keuntungan.
Produksi baja di Jepang melonjak 22,9 persen pada Agustus dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2020, sementara produksi baja juga melambung 26,8 persen di Amerika Serikat dan 8,2 persen di India.
"Dilaporkan, India telah menjadi penerima keuntungan dari upaya-upaya China untuk membatasi ekspor bajanya," tambah Bain.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perusahaan Baja Ini Gunakan PLTS Atap untuk Kurangi Emisi Karbon, Jadi Salah Satu Terbesar di Jawa Barat
GRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada tahun 2025.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBadak Sudah Ada Sejak 14 Juta Tahun Lalu, Fosilnya Ditemukan di China
Penemuan ini memiliki dampak besar terhadap pemahaman evolusi dan distribusi spesies badak di Asia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnya3 Jurus Jitu Ganjar Turunkan Harga Bahan Pokok
Dia yakin strategi ini bisa mempermudah kedaulatan pangan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBYD Kalahkan Tesla di Pasar Mobil Listrik Dunia
Dikutip Bloomberg.com (2/1), penjualan Tesla di kuartal akhir 2023 sebesar 484.507 unit di dunia. Sedangkan BYD lebih tinggi: 526.409 unit.
Baca SelengkapnyaAwal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar
Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaTernyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaBeras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya
Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca Selengkapnya