Merdeka.com - PT PLN (Persero) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) saat ini sedang merenegosiasikan harga gas dari Blok Offshore North West Jawa (ONWJ). 

Selama ini, harga gas yang dibeli PLN dari blok tersebut USD 2,8 per million British Thermal unit (MMBTU) untuk harga dasar dan harga ekses (harga penyesuaian saat harga gas naik) sebesar USD 5,8 per MMBTU.

Kepala Divisi Gas dan Minyak PLN Suryadi Mardjoeki mengatakan PHE meminta agar harga dasar pembelian gas dinaikkan dari USD 2,8 per MMBTU menjadi USD 6,5 per MMBTU. 

"PHE meminta kenaikan harga setelah mendapat persetujuan dari Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas)," ujarnya kepada merdeka.com di Jakarta Selasa (20/3).

Dirinya mengungkapkan PLN dan PHE sudah membahas rencana kenaikan harga tersebut. Namun, PLN tidak setuju dengan harga yang dasar yang ditawarkan oleh PHE itu. 

"PLN mengajukan harga dibawah USD 6 per MMBTU dan di atas USD 5 per MMBTU, dan bersifat flat (tidak ada harga ekses)," tegasnya.

Sebelumnya, PHE memasok gas ke pembangkit PLN Muara Karang dan Tanjung Priok. Dua pembangkit tersebut memasok listrik untuk Jakarta dan sekitarnya.

Total gas yang mengalir ke pembangkit PLN tersebut sebesar 100 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Gas ke PLN tersebut memang masih menggunakan harga dibawah USD 3 per MMBTU. Kontrak tersebut dilakukan sejak tahun 2005 sampai 2016.

Suryadi menegaskan tidak keberatan jika harga dinegosiasi ulang. "Kalau kenaikan harga itu karena adanya investasi agar gas bisa dipertahankan dengan volume tersebut, kita bisa pertimbangkan. Tapi kalau hanya karena ikut-ikutan naik, ya ini harus kita bicarakan," lanjut Suryadi.