Merdeka.com - Selama ini, perusahaan pembiayaan di Indonesia selalu mengandalkan peran pasar modal dan perbankan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan perusahaan pembiayaan dapat berasal dari perasuransian serta dana pensiun sehingga nantinya dapat terus bertumbuh.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Lembaga Keuangan Non Bank Firdaus Djaelani mengatakan, banyak kegagalan dari perusahaan pembiayaan di Indonesia yang berdampak pada kekacauan sektor perbankan.

"Apalagi sejumlah industri pembiayaan masih bergantung pada induk bank yang membawahinya," ujarnya saat acara Pertemuan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) di Hotel Le Meriden, Jakarta, Selasa (29/1)

OJK juga menaruh harapan pada strategi pembiayaan syariah yang trennya belakangan ini tumbuh positif dan makin diminati dalam industri pembiayaan. Tapi, ada beberapa catatan terkait pembiayaan syariah.

"Proporsi pembiayaan syariah masih sangat kecil dibanding konvensional," jelasnya.

Sementara itu, terkait kebijakan Bank Indonesia soal pembayaran uang muka atau down payment untuk kredit kendaraan bermotor dan kredit perumahan rakyat (KPR), Firdaus melihat seharusnya konsumen memiliki banyak waktu untuk menyesuaikan aturan tersebut terhadap industri pembiayaan.

"Yang kurang yakni pemberian waktu terhadap konsumen untuk mengikuti kebijakan ini sehingga masyarakat terkejut," ujarnya.

Untuk memberikan ketahanan terhadap Industri pembiayaan, OJK akan terus membenahi sumber daya manusia dan infrastruktur supaya bisa menyerap regulasi yang sesuai bagi industri.