Perusahaan Korea Selatan ini Dapat Hak Eksplorasi Blok Migas di Jawa dan Maluku, Luasnya 14 Kali Lebih Besar dari Seoul
Masing-masing blok mencakup area sekitar 8.500 kilometer persegi, atau setara 14 kali luas wilayah Seoul.

Perusahaan energi asal Korea Selatan, SK Earthon Co., yang merupakan anak usaha dari SK Group, resmi memperoleh hak eksplorasi dua blok minyak dan gas (migas) lepas pantai di Indonesia. Pengumuman ini disampaikan pada Kamis (22/5) setelah perusahaan menandatangani kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/PSC) dengan pemerintah Indonesia.
Dilansir Yonhap, dua blok migas yang dimenangkan adalah Blok Serpang yang terletak di dekat Pulau Jawa dan Blok Binaiya di kawasan Kepulauan Maluku. Penandatanganan kontrak dilakukan bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam sebuah seremoni yang turut dihadiri oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Dalam skema PSC, kontraktor bertanggung jawab atas pembiayaan dan risiko eksplorasi serta pengembangan awal. Sebagai imbalannya, hasil produksi akan dibagi antara pemerintah dan kontraktor sesuai kesepakatan.
Masing-masing blok mencakup area sekitar 8.500 kilometer persegi, atau setara 14 kali luas wilayah Seoul.
Blok Serpang dianggap sebagai salah satu wilayah eksplorasi paling potensial di Indonesia. Diperkirakan menyimpan 1,2 miliar barel minyak yang belum ditemukan, lokasi ini juga berada dekat dengan blok migas yang telah berproduksi aktif.
Di Blok Serpang, SK Earthon memegang 14 persen saham, sedangkan Petronas Malaysia memiliki 51 persen dan Inpex asal Jepang memegang 35 persen.
Sementara itu, Blok Binaiya yang terletak di kawasan timur Indonesia diperkirakan menyimpan potensi 6,7 miliar barel minyak dan 15 triliun kaki kubik gas alam. Di blok ini, SK Earthon memegang 22 persen, Pertamina sebesar 56 persen, dan Petronas sisanya sebesar 22 persen.
SK Earthon menyatakan akan melakukan analisis geologi dan survei seismik selama tiga tahun ke depan di kedua wilayah tersebut guna menentukan prospek pengeboran dan potensi pengembangan lebih lanjut.