Merdeka.com - Salah satu perusahaan bauksit asal China, Bosai Minerals Group, berencana untuk berinvestasi untuk membangun smelter alumina di Indonesia. Nilai dari investasi tersebut diperkirakan sebesar USD 1 miliar (Rp 9,5 triliun).

Dalam berita yang dilansir dari Wall Street Journal, Sekretaris CEO Bosai Minerals Group Zhang Yonghua mengatakan bahwa perusahaan tersebut telah menandatangani pra perjanjian kerja sama dengan salah satu daerah di Indonesia.

"Kami sudah menandatangani pra perjanjian untuk investasi produksi alumina di salah satu pulau kecil di Indonesia," ujar Yonghua kepada kantor berita China, Xinhua, Kamis (2/8) waktu setempat.

Rencana tersebut dikonfirmasi oleh salah satu kantor Bosai di daerah Baratdaya Chongqing. Alumina adalah suatu proses pertengahan dari bahan mentah bauksit menjadi aluminium dengan proses elektrolit.

Indonesia adalah salah satu penyuplai bauksit terbesar untuk China. Delapan puluh persen ekspor bauksit Indonesia adalah ke China.

Peraturan pemerintah untuk membebankan 20 persen bea keluar untuk 65 jenis bahan tambang mentah membuat ekspor bauksit ke China turun. Juni lalu, ekspor bauksit ke China turun menjadi 187.355 ton atau turun 93 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Smelter milik Bosai tersebut rencananya akan memproduksi 2 juta ton alumina per tahun dan akan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan tersebut menjadi 4 juta ton di tahun-tahun selanjutnya.