Perppu Corona: Bank Indonesia Boleh Beli Surat Utang Negara
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan tidak ada mekanisme khusus pembayaran utang pemerintah kepada bank sentral. Jika pihaknya terpaksa membeli surat utang negara (SUN) dari pasar perdana, maka pengembaliannya tidak berbeda dari pembayaran utang pemerintah kepada perbankan atau lembaga keuangan lainnya.
"Caranya (pembayaran utang) sama, tidak ada mekanisme khusus," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (9/4).
Perry menegaskan, pembelian SUN dari pasar perdana merupakan jalan terakhir yang diambil pemerintah dalam menghadapi krisis ekonomi akibat wabah virus corona. BI baru bisa membeli SUN, jika pasar keuangan sudah tidak bisa membelinya. Termasuk jika suku bunga dan yield yang ditawarkan irasional.
Hal ini mengacu pada kewenangan BI dalam Perppu Nomor 1 Tahun 2020 terkait penanganan pandemi Covid-19. Munculnya aturan ini lantaran dalam UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, bank sentral tidak diperbolehkan membeli surat utang dari pasar primer.
Jadi Cara Terakhir
Selama ini, Bank Indonesia hanya diperbolehkan membeli surat utang dari pasar sekunder. Dalam artian membeli surat utang yang dilepas oleh investor asing.
Sebelum akhirnya surat utang dibeli Bank Indonesia, pemerintah akan memaksimalkan dana yang ada untuk penanganan wabah virus corona. Beberapa sumber dana di antaranya SILPA, BLU, donor, global bond dari Bank Dunia atau Asian Development Bank (ADB).
"Kalau itu semua sudah tercukupi, tidak perlu lagi BI beli (surat utang pemerintah)," kata dia.
Perry menambahkan, dari sisi hubungan keuangan, Bank Indonesia juga masih membayar pajak. Pajak yang dibayarkan bank sentral ke negara termasuk dalam 5 terbesar.
"BI salah satu pembayar pajak terbesar, di lima besar. Oleh karena itu kalau BI ada surplussnya diharapkan bisa jadi pemasukan pemerintah," kata Perry mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaPerusahaan mencatat peningkatan penyaluran pembiayaan baru hingga akhir Desember 2023 sebesar Rp5,8 triliun, atau meningkat 28 persen.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana Elnino di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengungkapkan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan hal yang mudah.
Baca Selengkapnya