Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Permintaan tinggi, Sulut ekspor biji pala ke Eropa per pekan

Permintaan tinggi, Sulut ekspor biji pala ke Eropa per pekan Buah pala. ©2014 Merdeka.com/Shutterstock/Dream79

Merdeka.com - Permintaan biji pala Indonesia dari Eropa tetap tinggi ditengah perlambatan ekonomi global. Setiap pekan rempah-rempah itu dipasok ke Benua Biru.

"Pada pekan ketiga Juli 2015, Sulawesi Utara mengekspor biji pala ke Belanda dan Jerman sebanyak 35 ton," kata Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara Darwin Muksin di Manado, seperti dikutip Antara, Sabtu (18/7).

Sulut harus memasok dua kali biji pala untuk Jerman pada pekan jelang Lebaran tersebut. Pasokan pertama sebanyak 15 ton dengan nilai devisa sebesar USD 140.200.

Kemudian, pengiriman kedua sebanyak 10 ton dengan nilai devisa USD 112.350.

Sementara, Belanda mendapat pasokan 10 ton biji pala senilai USD 112.350. Total, negara mendapat devisa sebesar USD 364.900 dari ekspor biji pala ke dua negara tersebut.

"Biji pala Sulut sudah diminati Belanda dan Jerman sejak beberapa tahun silam sebagai bahan baku komoditas rempah-rempah dengan rasa sangat khas," katanya.

Tahun lalu, Sulut mengekspor biji pala sebanyak 1,26 juta ton senilai USD 17,86 juta ke sepuluh negara. Yakni, Belanda, Italia, Amerika Serikat, Jepang, Vietnam, Spanyol, Jerman, Argentina, Singapura dan Afrika Selatan.

Ekspor terbesar ke Belanda sebanyak 431 ton senilai USD 5,58 juta. Selanjutnya, Italia 360 ton (USD 4,66 juta), dan Amerika Serikat 174 ton (USD 1,72 juta).

(mdk/yud)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Lakukan Terobosan, Sulut Ekspor Berbagai Komoditi ke China

Lakukan Terobosan, Sulut Ekspor Berbagai Komoditi ke China

Sulut telah melakukan terobosan besar setelah mengekspor langsung berbagai komoditi ke China.

Baca Selengkapnya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga

Pemerintah Sudah Salurkan 1,46 Juta Ton Beras Bantuan Pangan untuk 21,3 Juta Kepala Keluarga

Dari 10 Kg beras yang diberikan oleh pemerintah, telah memenuhi sepertiga dari kebutuhan bulanan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Awal Tahun, Bea Cukai Bantu Ekspor Sarung Tangan Asli Kalasan ke Jepang, Nilainya Rp1,1 Miliar

Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton

Baca Selengkapnya
Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja

Jelang Lebaran, Pemerintah Impor 22.500 Ton Beras dari Kamboja

Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.

Baca Selengkapnya
Produksi Uang Palsu Mencapai Rp100 Juta di Bekasi, Sepasang Kekasih Diringkus Polisi

Produksi Uang Palsu Mencapai Rp100 Juta di Bekasi, Sepasang Kekasih Diringkus Polisi

Sepasang kekasih itu sudah menjual sekitar Rp100 juta uang palsu

Baca Selengkapnya
Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur

Lusa, Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Peledak di Kalimantan Timur

Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton bahan peledak setiap tahunnya.

Baca Selengkapnya
Mencari Jejak Pabrik Gula di Wilayah Sleman, Kini Sudah Hilang Tak Berbekas

Mencari Jejak Pabrik Gula di Wilayah Sleman, Kini Sudah Hilang Tak Berbekas

Beberapa peninggalan pabrik gula itu masih dapat dijumpai

Baca Selengkapnya
Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan

Beras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.

Baca Selengkapnya