Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perekonomian Indonesia terlalu bergantung pada konglomerat

Perekonomian Indonesia terlalu bergantung pada konglomerat gedung bertingkat kawasan scbd. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengakui bahwa struktur perekonomian Indonesia sangat timpang. Nyaris separuh Produk Domestik Bruto (PDB) disumbangkan oleh pengusaha kakap alias konglomerat.

Dari catatannya, jumlah konglomerat hanya 0,01 persen dari seluruh pengusaha di Indonesia, tapi mampu menyumbang 45,5 persen terhadap PDB. Sebaliknya, 98 persen pengusaha di Tanah Air yang masuk kategori mikro, hanya mampu menyumbang 29 persen pada perekonomian nasional.

Dari kondisi itu, diakuinya sangat mungkin terulang kejadian krisis ekonomi seperti 1997 lalu. Saat itu, pemerintah harus membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) gara-gara kredit macet menyeruak dari kalangan konglomerat.

"Pengusaha raksasa seringkali menimbulkan problematik. Kalau yang 0,01 persen ini terjadi apa-apa, ekonomi kita bisa terguncang, kita tidak ingin BPPN jilid II," ujar Hatta di kantornya, Kamis (4/7).

Berkaca dari pengalaman negara-negara besar, seharusnya UKM tumbuh melampaui dominasi konglomerasi. Karena itu, Hatta berhasrat mendesak orang-orang superkaya serius membentuk pengusaha kecil menengah.

"Dengan ketimpangan seperti ini, kita perlu melakukan sesuatu untuk mendorong UKM jadi pemain besar. Di negara maju terdapat fenomena menarik, disebut entrepreneur economy, yakni peningkatan ketergantungan industri besar kepada kegiatan-kegiatan usaha kecil, yang fleksibel, lincah, dan menguasai teknologi modern," paparnya.

Sebagai langkah konkret memberdayakan pelaku UKM, politikus PAN itu berjanji mempertegas pelaksanaan affirmative action. Yaitu rangkaian kebijakan untuk mendorong pemberdayaan pengusaha kecil.

Misalnya, menghubungkan UKM dengan bank BUMN agar mudah menerima kredit, memangkas perizinan, dan menggandeng perguruan tinggi, seperti ITB, memberi pelatihan pada pengusaha mikro.

Jika kebijakan ini sukses, Menko Perekonomian yakin 70 juta penduduk yang masuk kategori rentan miskin dapat naik tingkat menjadi bagian kelas menengah, yang saat ini berjumlah 100 juta orang.

"Kita harus menggarap 70 juta rentan miskin dan 100 juta yang menengah, yang punya pengeluaran USD 2-20 sehari. Maka dari itu kita perlu melakukan pemberdayaan UKM," tegasnya.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Konglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik

Konglomerat Indonesia Ini Pernah Rasakan Hilang Kekayaan Rp2 Miliar per Detik

Melansir Forbes, orang terkaya Indonesia ini masuk sebagai orang terkaya peringkat enam, se-Asia.

Baca Selengkapnya
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam

Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.

Baca Selengkapnya
Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Pengembangan Ekonomi Hijau di Indonesia Belum Menggiurkan Buat Investor

Ekonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak

Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.

Baca Selengkapnya
Empat Konglomerat yang Sukses Menghasilkan Harta Kekayaan Tanpa Warisan

Empat Konglomerat yang Sukses Menghasilkan Harta Kekayaan Tanpa Warisan

Forbes mencatat, hanya ada 26 dari 760 orang di dunia, yang memiliki kekayaan melimpah dari nol dengan kerja keras sendiri.

Baca Selengkapnya
Koperasi Bermasalah Tak Tertangani, Menkop Teten Tagih Janji DPR Bahas Rancangan Undang-Undang Koperasi

Koperasi Bermasalah Tak Tertangani, Menkop Teten Tagih Janji DPR Bahas Rancangan Undang-Undang Koperasi

Operasional dan ekosistem kelembagaan koperasi sudah lama tidak dibenahi, meskipun koperasi dianggap sebagai pilar perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Kinerja Perekonomian Indonesia 2023 Solid, OJK: Dipicu Belanja untuk Pembangunan IKN

Kinerja Perekonomian Indonesia 2023 Solid, OJK: Dipicu Belanja untuk Pembangunan IKN

Salah satu faktor kinerja positif perekonomian nasional yaitu belanja untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Ekonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?

Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.

Baca Selengkapnya