Perang Rakyat Semesta, Luhut Minta Masyarakat Tanam Cabai dan Sayuran di Rumah
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menganjurkan kepada masyarakat untuk menanam cabai dan sayur-sayuran sendiri di rumah. Dalam istilah tentara, ini dikenal dengan ‘perang rakyat semesta’.
Di mana artinya yaitu masyarakat sudah sepatutnya menanam cabai atau sayuran di rumah masing-masing demi membantu ketahanan pangan nasional.
"Kita anjurkan orang menanam cabai sendiri, sayur sendiri di rumah, istilah tentara 'perang rakyat semesta' kita menghadapi ini semua harus satu padu supaya jangan sampai (terjadi) masalah kekurangan pangan," ujar Luhut di Thamrin Jakarta Pusat, Rabu (12/10).
Dia menambahkan, ketahanan pangan Indonesia selaras dengan ketahanan ekonomi. Dia tidak menampik analisa para ekonom di dunia yang menyampaikan bahwa negara-negara di dunia akan mengalami kondisi ekonomi sulit, khususnya resesi.
Namun di satu sisi, Luhut berpandangan bahwa ketangguhan ekonomi Indonesia tidak akan ada artinya jika seluruh negara di dunia ambruk karena krisis. Sebab hal tersebut juga akan berdampak terhadap Indonesia.
"Sekuat-kuat kita pun kalau semua runtuh kan kita juga enggak bisa berdiri sendiri," ungkapnya.
Krisis Pangan
Menyinggung soal krisis pangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengingatkan bahwa situasi dunia sedang sulit. Menurutnya, 66 negara berada pada posisi yang rentan kolaps atau jatuh.
"Situasi saat ini adalah situasi yang tidak mudah. Situasi yang sangat-sangat sulit untuk semua negara. Lembaga-lembaga internasional menyampaikan 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps," kata Jokowi dalam acara Kongres Legiun Veteran Indonesia (LVRI) di Plaza Semanggi, Balai Sarbini, Jakarta, Selasa (11/10).
Kepala negara menyatakan, 345 juta orang di 82 negara menderita kelaparan. Dia berkata, ada krisis pangan yang sedang dialami dunia.
Luhut Minta Masyarakat Tak Saling Menyalahkan
Di sisi lain, Luhut mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia tidak saling menjelekkan satu sama lain di tengah kondisi ekonomi global yang sulit. Luhut menegaskan, menjadi satu padu merupakan upaya penting agar Indonesia menjadi bangsa besar.
"Harus sama-sama bahu-membahu jangan saling menjelek-jelekan kalau kita membuat keadaan gaduh yang korban kita semuanya," ujar Luhut.
Luhut menuturkan, saat banyak negara terancam mengalami resesi, dampaknya bakal sangat terasa bagi masyarakat. Belum lagi perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina tak kunjung menemui titik akhir.
Ancaman besar dari perang Rusia-Ukraina, menurut Luhut adalah jika kedua negara tersebut menggunakan senjata nuklir. Meski kondisi tersebut tidak berdampak langsung dengan Indonesia, namun menurutnya dampak dari peperangan tersebut semakin tidak terprediksi.
"Kekhawatiran kita kalau ketegangan Ukraina ini terus berlanjut sampai kepada senjata nuklir itu akan punya dampak yang luar biasa dan kita belum bisa tahu berapa besar dampaknya," jelasnya.
Meski dia juga menyampaikan di tengah ekonomi global yang memprihatinkan, belum ada indikasi Indonesia akan mengalami krisis pangan. Hanya saja, dia mengingatkan agar seluruh masyarakat bersiap diri.
"Saya kira sampai sekarang kita tidak melihat tanda-tanda ke sana (krisis pangan) tapi kita pun tidak boleh jumawa terhadap itu," ujar Luhut.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Politik Dinasti Disebut Tak akan Berdampak Buruk ke Ekonomi, tapi Ada Syaratnya
Syaratnya adalah ada orang lain yang bukan bagian keluarga Kepala Negara tadi juga mendapatkan porsi dan hak yang sama.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaAnies: Jangan Biarkan Beberapa Orang Kuasai Sepertiga Ekonomi Indonesia
Anies menegaskan, rakyat Indonesia harus mendapatkan kesempatan dan masa depan yang setara.
Baca SelengkapnyaTepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya
SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Ungkap Masyarakat Nilai Kondisi Ekonomi dan Penegakan Hukum Baik
Survei memotret penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi, politik, keamanan hingga penegakan hukum nasional.
Baca SelengkapnyaProyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca Selengkapnya