Per November 2018, Penerbitan Obligasi Korporasi Capai Rp 127,1 Triliun
Merdeka.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat realisasi penerbitan baru obligasi korporasi mencapai Rp 127,1 triliun sepanjang periode Januari-November 2018. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 100,8 triliun merupakan obligasi korporasi.
Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan, sebesar Rp 22,7 triliun adalah Surat Utang Jangka Menengah (SUJM). Adapun sisanya Rp 3,6 triliun dalam bentuk sekuritisasi.
"Secara nominal, penerbitan baru per akhir November 2018 didominasi oleh perusahaan dari sektor pembiayaan, perbankan dan konstruksi," ucapnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (21/12).
Total emisi obligasi perusahaan pembiayaan sepanjang periode Januari-Oktober 2018, tercatat sebesar Rp 39,921 triliun, perbankan Rp 33,592 triliun, konstruksi Rp 6,904 triliun dan telekomunikasi Rp 7,455 triliun. Selain itu, korporasi di sektor pertambangan Rp 2,003 triliun, makanan dan minuman Rp 764 miliar, properti Rp 1,066 triliun dan lainnya Rp 35,484 triliun.
"Lebih dari setengah penerbitan baru surat utang korporasi per akhir November 2018 berasal dari industri keuangan, terutama perbankan dan perusahaan pembiayaan," ujarnya.
Dia memproyeksikan penerbitan obligasi korporasi sampai dengan Desember 2018 sebesar Rp 135 triliun. Adapun pada 2019, total emisi surat utang ia prediksi akan stagnan pada level Rp 135,2 triliun. Itu antara lain dipicu oleh kecenderungan meningkatnya tingkat suku bunga dan adanya tahun politik.
"Tetapi, jumlah surat utang yang jatuh tempo sebesar Rp 112,4 triliun. Ini akan menjadi pendorong perusahaan untuk menerbitkan kembali surat utang untuk refinancing," tandasnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua Perusahaan Dapat Izin Penjamin dan Pengelola Aset Kripto di Indonesia, Industri Beri Tanggapan Begini
Per Januari 2024 terdapat 32 Calon Anggota Bursa yang terdiri dari 29 CPFAK dan 3 Non-CPFAK yang mendaftar di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaOJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaPemerintah Obral Insentif Pajak di IKN Nusantara, Penerimaan Negara Bakal Anjlok?
Pemerintah telah menghitung sedemikian rupa agar terjadi keseimbangan antara insentif yang diberikan dengan penerimaan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaDaftar 4 Perusahaan Debitur LPEI Diduga Lakukan Korupsi, Ada Perusahaan Sawit hingga Batubara
Total pinjaman 4 perusahaan ekspor tersebut mencapai Rp2,5 triliun.
Baca SelengkapnyaPersaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaGurita Bisnis Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Gurita Bisnis Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Baca SelengkapnyaNaik 20 Persen, WOM Finance Raup Untung Rp236 Miliar Sepanjang 2023
Perusahaan mencatat peningkatan penyaluran pembiayaan baru hingga akhir Desember 2023 sebesar Rp5,8 triliun, atau meningkat 28 persen.
Baca Selengkapnya