Per Mei 2016, aset industri keuangan syariah Rp 3.952 triliun
Merdeka.com - Otoritas Jasa Keuangan menyebut keuangan syariah tumbuh positif dalam 5 tahun terakhir. Per Mei 2016, aset industri keuangan syariah telah mencapai Rp 3.952,1 triliun.
Terdiri dari perbankan syariah Rp 297,9 triliun, Industri Keuangan NonBank (IKNB) syariah Rp 74,8 triliun, dan pasar modal syariah Rp 3.579,4 triliun.
Deputi Komisioner Pengawas IKNB I Edy Setiadi mengatakan peranan keuangan syariah dalam berbagai sektor ekonomi juga terus meningkat. Keuangan syariah juga telah hadir menjadi sarana bagi perencanaan keuangan, investasi, dan perlindungan risiko keuangan bagi masyarakat di Tanah Air.
"Meningkatnya peranan keuangan syariah juga terlihat dari peningkatan rasio aset keuangan syariah terhadap produk domestik bruto," ujarnya dalam keterangan tulis, Jakarta, Jumat (5/8).
"Total aset keuangan syariah dibandingkan GDP Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 total aset keuangan syariah hanya mencapai 30,4 persen dari GDP. Nilai tersebut meningkat menjadi 40,3 persen pada tahun 2015."
Secara rinci disebutkan, per Mei 2016, aset IKNB Syariah berkontribusi 4,66 persen dari total aset keuangan syariah. Dimana aset perusahaan asuransi syariah Rp 29,83 triliun, perusahaan pembiayaan syariah Rp 27,51 triliun, perusahaan modal ventura Syariah Rp 469 miliar. Kemudian, perusahaan penjaminan syariah Rp 673 miliar, PT Pegadaian (Persero) Rp 4,10 dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Rp 12,21 triliun.
Aset perbankan syariah mencapai Rp 297,9 triliun atau tumbuh 9,38 persen. Jumlah jaringan kantor bank syariah dan unit syariah mencapai 2.191 unit dengan total Dana Pihak Ketiga Rp 238,37 triliun dan total pembiayaan Rp 217,86 triliun.
Aset pasar modal syariah, hingga Juli 2016, terdiri dari saham Rp 3.172 triliun, sukuk korporasi Rp 11,11 triliun, sukuk negara Rp 386,17 triliun dan reksadana Rp 9,92 triliun.
Saat ini terdapat 9 reksadana berbasis efek syariah luar negeri. Ini merupakan salah satu produk yang bisa digunakan manajer investasi yang akan berinvestasi di efek luar negeri dalam jumlah besar, minimal 51 persen dari total Net Aktiva Bersih (NAB).
Saat ini sudah ada 12 perusahaan efek yang memiliki sistem online trading syariah. Ini semakin memudahkan masyarakat dalam investasi sesuai syariah.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 Triliun
Kemenkeu Catat Aset Keuangan Syariah di Indonesia Tembus Rp2.452 triliun
Baca SelengkapnyaTepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya
SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.
Baca SelengkapnyaAset BTN Syariah Diyakini Bakal Lampaui Rp50 Triliun, Ini Faktor Pemicunya
Peningkatan aset BTN Syariah tersebut juga mencatatkan rekam jejak yang cemerlang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaIndustri Semen Masih Tertekan, ini Strategi SIG Kejar Kinerja Positif di 2024
Kenaikan harga komoditas membuat industri semen tertekan di 2023.
Baca SelengkapnyaBTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp702,3 Miliar Sepanjang 2023
Keuntungan tersebut melesat 110,5 persen (yoy) dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2022.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaTernyata, Indonesia Banyak Impor Mesin Sepanjang Januari 2024
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca Selengkapnya