Per 8 April, Kapitalisasi Pasar Saham Naik 2,93 persen
Merdeka.com - Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Yunita Linda Sari mengatakan, kapitalisasi pasar saham hingga Kamis (8/4) mencapai Rp 7.173 triliun, naik 2,93 persen dibanding per 30 Desember 2020 sebesar Rp 6.968 triliun.
"Market capitalization-nya Rp 6.968 triliun per 2020. Kemudian per 8 April 2021 Rp 7.173 triliun. Kalau year to date nya naikknya sudah 2,93 persen Alhamdulillah naik" kata Yunita dalam pelatihan dan gathering, di Bali, Jum'at (9/4).
Selain itu, kapitalisasi pasar modal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Kamis (8/4) juga naik mencapai 46,48 persen, dibanding 30 Desember 2020 sebesar 45,15 persen. Di samping itu, perkembangan kapitalisasi pasar saham juga didukung dengan jumlah emiten dan perusahaan publik di Indonesia yang terus mengalami kenaikan.
"Untuk perkembangan kita sudah punya 803 emiten ini luar biasa sekali, karena memang 1-2 tahun belakangan ini proses raising fund di pasar modal itu banyak sekali walaupun nominalnya tidak seberapa besar jika dibanding dengan jangka 2-3 tahun yang lalu walaupun sedikit tapi value nya nominalnya banyak," jelasnya.
Untuk rincinya dari 803 emiten itu terbagi menjadi 671 emiten saham, 52 emiten obilgasi atau sukuk, dan 80 emiten saham dan obligasi atau sukuk. Meski jumlah emiten perusahaanya semakin banyak, namun rata-rata yang dibutuhkan tidak semuanya turun. Ini terlihat dari 803 emiten yang menjadi perusahaan tercatat di BEI hanya sebanyak 724 emiten, dan 9 jumlah perusahaan publik.
"Tapi sekarang memang jumlah emiten perusahaanya banyak tapi rata-rata yang dibutuhkan atau di offer tidak semuanya turun. Emiten saham dan obilgasi sukuk yang meng-isu atau raising fund ada 80 emiten. Dari 803 itu 724-nya lifting dibursa berarti sisanya tidak, kemudian untuk perusahan publiknya 9," ungkapnya.
Dia menjelaskan, OJK pada awal pandemi Covid-19 Maret 2020 ikut terpukul dengan menurunnya perkembangan pasar modal karena ikut terdampak pandemi. "Kalau dilihat dari perjalanan tahun lalu, perasaan hati itu ikutan jatuh sama jatuhnya indeks di bulan Maret, pertama kali dalam sejarah pasar modal Indonesia sempet shock," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK Beri Sanksi 89 Lembaga Jasa Keuangan, Kenapa?
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaOJK Terbitkan Aturan Baru Terkait Pelaporan Kepemilikan Saham
OJK menyebut ada tiga pihak yang dikenakan kewajiban dalam pelaporan kepemilikan saham atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaOJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Baca SelengkapnyaOJK: Kredit Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit di Februari 2024
Industri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca SelengkapnyaOJK Terbitkan Aturan Baru Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Simak 11 Poin Pentingnya
Ini sebagai upaya OJK memperkuat upaya pelindungan konsumen di sektor jasa keuangan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca Selengkapnya