Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penyebab perbankan syariah Indonesia keok dari Malaysia versi OJK

Penyebab perbankan syariah Indonesia keok dari Malaysia versi OJK Ilustrasi OJK. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Dewan Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mulya Siregar, mencatat pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia masih berada di angka 4,87 persen di 2015, menurun dari 2014 sebesar 4,89 persen. Angka ini masih jauh dengan bank syariah di Malaysia yang menembus angka 20 persen di 2015.

Menurutnya, hal ini dikarenakan pertumbuhan perbankan syariah Indonesia lebih lambat dibanding Malaysia.

"Kenapa marketnya kecil sekali padahal umat Islam katanya 80 persen. Yah kita mulainya saja juga baru tahun 1992 ketika ada Bank Muamalat. Dibanding Malaysia yang sudah 20 persen (merket), dia sudah mulai 1983. Pengembangannya sudah beda start," kata Mulya di kantornya di Jakarta, Kamis (25/2).

Bukan hanya itu, Indonesia juga belum memiliki badan khusus untuk mengkoordinasikan lembaga-lembaga keuangan syariah, termasuk bank syariah. Inilah yang menjadikan bank syariah di Indonesia masih kalah, bukan hanya dengan bank konvensional di Indonesia, namun juga bank syariah di negara lain.

"Dibandingkan Malaysia, kita itu buttom up (dari bawah ke atas), Malaysia top down (dari atas ke bawah). Karena Malaysia ada lembaga yang koordinir, mereka punya MIFC (Malaysia International Islamic Financial Centre). Kita belum ada," imbuh Mulya.

Oleh karena itu, dengan dibentuknya Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) diharapkan bisa menjadi koordinator peraturan dan pengembangan keuangan syariah di Indonesia.

"Pemerintah belum sepenuhnya kendalikan keuangan syariah. Maka dengan KNKS yang di bawah Presiden langsung, ada apa-apa kalau di bawah Presiden bisa langsung dieksekusi. Jadi dengan adanya KNKS itu gabungan dari bottom up dan top down, saya rasa dengan itu market akan tumbuh terus," tandasnya.

Selain itu, OJK juga akan menggiatkan kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah untuk mengenalkan dan mendekatkan masyarakat dengan produk dan jasa layanan keuangan syariah, serta untuk menggenjot pertumbuhan industri keuangan syariah secara umum.

"Industri perbankan dan keuangan syariah nasional perlu terus melakukan sosialisasi dan edukasi publik agar produk serta jasa layanan syariah yang semakin beragam dan berdaya saing dapat dikenal dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luas," kata Mulya.

Mulya menjelaskan, rendahnya nasabah bank syariah terjadi karena banyak masyarakat yang beranggapan bank syariah belum selengkap, semodern, dan sebagus bank konvensional. Sehingga masih banyak bank syariah yang belum memiliki nasabah loyal dari layanan dan produk yang setara dengan bank konvensional.

Dengan begitu, program sosialisasi ini akan dilaksanakan di berbagai kota di Indonesia, yakni melalui pameran, program pelatihan, dan workshop kepada masyarakat. Tujuannya, agar masyarakat bisa mengetahui keunggulan keuangan syariah yang tak kalah dengan lembaga keuangan konvensional.

"Strategi bisnis keuangan syariah service excellence sama bagusnya sama lengkapnya dengan keuangan konvensional. Kita akan buktikan apa yang dimiliki konvensional, itu juga dimiliki syariah. Tapi apa yang dimiliki syariah, konvensional tidak punya. Dari sisi modern juga sama, lengkapnya kita lebih lengkap," imbuhnya.

Sosialisasi ini akan diikuti oleh 36 perusahaan keuangan syariah yang terdiri dari 16 perbankan syariah, 10 industri pasar modal syariah, dan 10 Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) syariah.

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
OJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024

OJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024

Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.

Baca Selengkapnya
OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren

OJK Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Melalui Pesantren

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.

Baca Selengkapnya
OJK Perintahkan Perbankan Blokir 4.000 Rekening Terkait Judi Online

OJK Perintahkan Perbankan Blokir 4.000 Rekening Terkait Judi Online

Apabila ditemukan adanya pergerakan yang tidak wajar ataupun mencurigakan, maka bank wajib melaporkan ke PPATK.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
OJK: Kredit Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit di Februari 2024

OJK: Kredit Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit di Februari 2024

Industri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.

Baca Selengkapnya
OJK Terbitkan Aturan Baru Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Simak 11 Poin Pentingnya

OJK Terbitkan Aturan Baru Tingkatkan Perlindungan Konsumen, Simak 11 Poin Pentingnya

Ini sebagai upaya OJK memperkuat upaya pelindungan konsumen di sektor jasa keuangan.

Baca Selengkapnya
OJK Luncurkan Roadmap Penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024-2028, Ini Isi dan Tujuannya

OJK Luncurkan Roadmap Penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024-2028, Ini Isi dan Tujuannya

Peluncuran ini sejalan dengan mandat UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).

Baca Selengkapnya
Anak-Anak di Inggris Beri Pesan Dukungan untuk Anak-Anak Palestina dalam Unjuk Rasa di London

Anak-Anak di Inggris Beri Pesan Dukungan untuk Anak-Anak Palestina dalam Unjuk Rasa di London

Anak-Anak di Inggris Beri Pesan Dukungan untuk Anak-Anak Palestina dalam Unjuk Rasa di London

Baca Selengkapnya
OJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024

OJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024

Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.

Baca Selengkapnya
72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup

72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.

Baca Selengkapnya
Masuk IKN Nusantara, Bank Swasta Wajib Tunggu OJK Bangun Kantor

Masuk IKN Nusantara, Bank Swasta Wajib Tunggu OJK Bangun Kantor

Pihak regulator di bidang keuangan dan perbankan akan segera melakukan groundbreaking pembangunan kantornya di IKN.

Baca Selengkapnya