Penurunan Suku Bunga The Fed Bikin Rupiah Melemah ke Rp15.000 per USD
Merdeka.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang tembus ke level 15.000 per USD, dikarenakan diturunkannya bunga The Fed.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menyentuh Rp15.000 beberapa hari lalu, namun kembali menguat ke Rp14.000-an per USD. Hari ini, Rupiah dibuka di Rp14.932 per USD, dan kembali melemah ke Rp15.057 per USD.
Seperti diketahui, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) telah menurunkan suku bunganya hingga mendekati nol, pada Minggu (15/3). Hal ini sebagai respon kekhawatiran menyebarkan virus corona.
“Faktor diturunkannya bunga The Fed menambah market panic, karena Fed menurunkan bunga secara signifikan hanya di saat kondisi ekonomi genting,” kata Bhima kepada liputan6.com, Selasa (17/3).
Menurutnya, penurunan suku bunga ini sempat terjadi pada saat krisis ekonomi tahun 2008-2009. Selain itu, The Fed juga melakukan quantitative easing, yakni salah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral, guna meningkatkan jumlah uang beredar. Sehingga mempengaruhi ekspektasi pasar terhadap ekonomi global.
Menurutnya, dollar index sepekan menguat 1.72 persen menjadi 98, hal ini menunjukkan dollar dianggap sebagai safe haven ketika kinerja ekonomi global dibayangi resesi. Perkiraan rupiah dua pekan ke depan Rp15.500- Rp15.700, ujarnya.
Meski demikian, dia belum bisa memastikan sampai kapan pelemahan Rupiah ini terjadi. Sebab, kondisi terus memburuk, begitupun dengan presiden AS Donald Trump yang baru saja mengumumkan kondisi ekonomi akan terjadi resesi.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaTak Dapat Uang Baru dan Masyarakat Setrika Uang Lama, Bank Indonesia Beri Respons Begini
Mencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor
Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaDemi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca Selengkapnya