Merdeka.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menuturkan, penumpang selamat pada insiden pesawat Lion yang mendarat darurat di Bali pekan lalu bisa mendapat opsi ganti rugi tambahan. Besarannya bisa melebihi aturan pemerintah asal terbukti maskapai murah terbukti harus bertanggung jawab atas insiden kemarin.

Ketua Harian YLKI Sudaryatmo mengatakan, karena investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum selesai, Lion Air secara yuridis hanya bertanggung jawab terhadap ganti rugi sesuai Peraturan Menteri Perhubungan. Namun, terlepas dari maskapai itu salah atau tidak, hak konsumen sudah dilanggar.

"Terang (gagal mendarat) itu melanggar hak keselamatan penumpang. Pasca insiden, ada tanggung jawab terbatas yang harus dipenuhi Lion Air. Yaitu tanggung jawab terbatas memenuhi hak sesuai aturan tanpa dibuktikan salah atau tidak. Walaupun semua (penumpang) selamat kan idealnya ada uang shock karena trauma naik pesawat," ujarnya di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (16/4).

Selain itu, Lion masih bisa dijerat klaim tanggung jawab tidak terbatas. Sudaryatmo berkaca pada kasus pembunuhan aktivis hak asasi Munir pada 2003. Pengacara ahli waris pendiri KontraS itu berhasil membuktikan pembunuhan berencana itu ada unsur kelalaian Garuda. Sehingga pendidikan anak-anak Munir wajib ditanggung maskapai pelat merah itu sampai kuliah. Cara serupa itu dianggap bisa ditempuh korban kecelakaan Lion Air pekan lalu jika nanti KNKT sudah mengumumkan hasil investigasi.

"Padahal Garuda sebetulnya juga tidak perlu membiayai pendidikan ahli waris Munir. Itu yang disebut tanggung jawab tidak terbatas, kalau konsumen bisa membuktikan bahwa kesalahan ada di perusahaan," ungkap Sudaryanto.

Jika ada korban yang mengadukan Lion Air Sudaryatmo menegaskan YLKI siap mengawal. Khususnya soal ganti biaya perawatan di rumah sakit dan biaya konseling akibat trauma kecelakaan.

"Korban dirawat di rumah sakit kalau melebihi asuransi siapa yang tanggung jawab. Perlu juga ada uang kompensasi untuk mengatasi trauma. Bentuknya tidak hanya uang karena dibayar berapapun tidak mengganti pengalaman korban yang mengalami kecelakaan," katanya.