Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penjelasan Lengkap soal Pengaruh Inflasi Amerika Serikat ke Ekonomi Indonesia

Penjelasan Lengkap soal Pengaruh Inflasi Amerika Serikat ke Ekonomi Indonesia pertumbuhan ekonomi. ©2019 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyebut bahwa, tingginya angka inflasi di Amerika Serikat membuat negara berkembang, termasuk Indonesia mengalami tekanan. Inflasi tahunan di Amerika Serikat pada Juni naik menjadi 9,1 persen atau kenaikan tertinggi dalam lebih dari empat dekade.

Menurut Suahasil, kondisi di Amerika Serikat bukanlah kondisi yang sederhana, melainkan memiliki dampak yang luar biasa terhadap ekonomi negara lain.

"Inflasi 9,1 persen di Amerika erikat itu bukan sesuatu yang simpel, bukan sesuatu yang sering terjadi, bahkan dia terjadi dalam kondisi yang sangat sangat jarang sekali," kata Suahasil dalam Mid Year 2022, Economic Outlook 2022, Selasa (2/8).

Tingginya angka inflasi direspon Amerika Serikat dengan menaikkan suku bunga acuan. Jika di Amerika Serikat terjadi peningkatan suhu bunga, maka berdampak kepada negara berkembang, seperti Indonesia.

"Tekanan dari kapital yang bergerak. Ini harus kita tangani, maka terjadi disrupsi sisi supply dan disrupsi sisi supply inilah yang membuat inflasi tadi meningkat," ujarnya.

Wamenkeu mengatakan, saat ini risiko ekonomi yang dihadapi Indonesiaterus bergeser. Pada 2 tahun lalu, risiko utama ekonomi seluruh dunia adalah akibat pandemi covid-19 yang menular, meskipun saat ini memang masih ada, tapi terkendali. Sebab virus covid-19 tidak sefatal varian Delta.

Kemudian, di awal tahun 2022 yakni Februari, terjadi perang Rusia dan Ukraina yang meningkatkan tekanan global selain inflasi. Perang kedua negara tersebut, berpengaruh kepada harga komoditas yang fluktuatif, kadang naik kadang turun.

"Tekanan global pasti akan meningkat karena peningkatan inflasi ini ditambah lagi kondisi geopolitik. Dan kita lihat hasilnya di beberapa harga komoditas ini kemudian bergerak dengan sangat cepat," ujarnya.

Volatilitas Harga

Misalnya, harga Crude Palm Oil (CPO) sempat naik USD 1.800 per ton, dan sekarang turun menuju angka USD 900 per ton. Sama halnya dengan komoditas lainnya seperti gandum, minyak, batubara, gas, dan sebagainya.

"Ini volatilitas harga yang harus kita tangani dengan sangat berhati-hati. Mengenai pangan mengenai energi, ini memang yang kita hadapi karena gejolak harga yang cukup fluktuatif di pasar dunia," ujarnya.

Meskipun Indonesia terdampak, tapi kondisi fundamental ekonomi diyakini masih kuat dibanding negara lain. Hal itu tercermin dari tingkat inflasi yang dialami sejumlah negara.

Misalnya, Australia angka inflasinya yang mencapai 5,1 persen, kemudian negara Argentina dan Turki inflasinya di atas 76 persen. "Artinya, kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih kuat."

"Angka Indonesia di 4,44 persen bulan Juni dan kemarin Badan Pusat Statistik baru mengeluarkan angka 4,9 persen. Jadi, posisi kita belum terlalu berubah karena Australia yang lebih sedikit lebih tinggi dari kita ada di 5,1 persen. Negara-negara lain banyak sekali yang menghadapi inflasi yang lebih tinggi jauh lebih tinggi dari Indonesia," pungkasnya.

Reporter: Tira Santia

Sumber: Liputan6.com

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Data BPS: Ekonomi Indonesia Salip AS dan Jepang, Tapi Keok dari China dan India

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Baca Selengkapnya
Kerja di Amerika Serikat, Gaji Orang Indonesia Lebih Besar 5 Kali Lipat

Kerja di Amerika Serikat, Gaji Orang Indonesia Lebih Besar 5 Kali Lipat

Pendapatannya disebut bisa meningkat hingga 500 persen.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.

Baca Selengkapnya
Airlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya

Airlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya

Sebagai negara maju, Inggris dan Jepang resmi masuk jurang resesi.

Baca Selengkapnya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding AS dan China

Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.

Baca Selengkapnya
Dua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global

Dua Jalur Laut Perdagangan Dunia Kritis, Siap-Siap Inflasi Mengancam Perekonomian Global

Jika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.

Baca Selengkapnya
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya