Penilaian S&P tidak akan menular ke lembaga peringkat lain
Merdeka.com - Penurunan peringkat Indonesia yang dilakukan salah satu lembaga pemeringkat internasional Standart & Poors dinilai tidak akan mempengaruhi lembaga pemeringkat lainnya seperti Fitch dan Moody's. Pasalnya, setiap lembaga pemeringkat mempunyai penilaian tersendiri.
Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudi Sadewa mengatakan Moodys dan Fitch tidak memiliki alasan untuk menurunkan peringkat Indonesia. "Moody's dan Fitch tidak minta kita tumbuh 7 persen atau lebih, tapi S&P sepertinya ingin sekali kita tumbuh 7 persen lebih secara berkesinambungan," ujar dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (3/5).
Menurut Purbaya, kondisi Indonesia saat ini masih tetap kuat dibanding dengan negara-negara lain yang terkena krisis ekonomi global. "Karena pertimbangan kita masih cukup bagus pertumbuhannya di atas 6 persen," kata dia.
Purbaya meragukan penilaian lembaga pemeringkat internasional S&P tersebut. Pasalnya, ekonomi dan stabilitas nasional Indonesia masih jauh lebih kuat ketimbang Filipina. "Kalau liat stabilitas politik di sana masih ada pasukan bersenjata banyak, kalau di sini sudah lebih aman paling tentara yang nyerbu lapas," pungkas dia.
Sebelumnya S&P telah menurunkan outlook peringkat utang Indonesia menjadi stable dari yang sebelumnya positive. Meski begitu, peringkat utang Indonesia masih di level BB+. Namun, Filipina lebih ngebut dengan mendapatkan peringkat investment grade, peringkat yang telah diincar Indonesia sejak 1998 lalu.
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator: Banyak Pemilih Partai Tidak Dukung Capres-Cawapres yang Diusung
Sedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Survei Indo Riset: Elektabilitas Prabowo dan Ganjar Turun, Anies Naik
Tingkat elektabilitas pasangan capres-cawapres juga mengalami dinamika yang mirip.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaKinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaTepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya
SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator: 76% Publik Puas Kinerja Jokowi, Tapi Kondisi Ekonomi dan Hukum Dinilai Buruk
margin of error yang diterapkan sebesar ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%
Baca Selengkapnya