Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penilaian S&P tidak akan menular ke lembaga peringkat lain

Penilaian S&P tidak akan menular ke lembaga peringkat lain Suasana Jakarta. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Penurunan peringkat Indonesia yang dilakukan salah satu lembaga pemeringkat internasional Standart & Poors dinilai tidak akan mempengaruhi lembaga pemeringkat lainnya seperti Fitch dan Moody's. Pasalnya, setiap lembaga pemeringkat mempunyai penilaian tersendiri.

Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudi Sadewa mengatakan Moodys dan Fitch tidak memiliki alasan untuk menurunkan peringkat Indonesia. "Moody's dan Fitch tidak minta kita tumbuh 7 persen atau lebih, tapi S&P sepertinya ingin sekali kita tumbuh 7 persen lebih secara berkesinambungan," ujar dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (3/5).

Menurut Purbaya, kondisi Indonesia saat ini masih tetap kuat dibanding dengan negara-negara lain yang terkena krisis ekonomi global. "Karena pertimbangan kita masih cukup bagus pertumbuhannya di atas 6 persen," kata dia.

Purbaya meragukan penilaian lembaga pemeringkat internasional S&P tersebut. Pasalnya, ekonomi dan stabilitas nasional Indonesia masih jauh lebih kuat ketimbang Filipina. "Kalau liat stabilitas politik di sana masih ada pasukan bersenjata banyak, kalau di sini sudah lebih aman paling tentara yang nyerbu lapas," pungkas dia.

Sebelumnya S&P telah menurunkan outlook peringkat utang Indonesia menjadi stable dari yang sebelumnya positive. Meski begitu, peringkat utang Indonesia masih di level BB+. Namun, Filipina lebih ngebut dengan mendapatkan peringkat investment grade, peringkat yang telah diincar Indonesia sejak 1998 lalu.

(mdk/rin)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024

Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024

Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Banyak Pemilih Partai Tidak Dukung Capres-Cawapres yang Diusung

Survei Indikator: Banyak Pemilih Partai Tidak Dukung Capres-Cawapres yang Diusung

Sedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Survei Indo Riset: Elektabilitas Prabowo dan Ganjar Turun, Anies Naik

Survei Indo Riset: Elektabilitas Prabowo dan Ganjar Turun, Anies Naik

Tingkat elektabilitas pasangan capres-cawapres juga mengalami dinamika yang mirip.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya

Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya

Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya
Tepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya

Tepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya

SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.

Baca Selengkapnya
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: 76% Publik Puas Kinerja Jokowi, Tapi Kondisi Ekonomi dan Hukum Dinilai Buruk

Survei Indikator: 76% Publik Puas Kinerja Jokowi, Tapi Kondisi Ekonomi dan Hukum Dinilai Buruk

margin of error yang diterapkan sebesar ±2,9%, pada tingkat kepercayaan 95%

Baca Selengkapnya