Pengusaha soal Rupiah melemah: Ini bukan krisis seperti 1998, jadi tidak khawatir
Merdeka.com - Pengusaha menyebut bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah yang terjadi saat ini bukan sesuatu yang mengkhawatirkan. Meski demikian, depresiasi ini perlu diantisipasi agar tidak merugikan dunia usaha.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, depresiasi yang saat ini terjadi tidak sama dengan saat krisis moneter 1998. Sehingga pengusaha tidak terlalu khawatir akan hal ini.
"Ini bukan krisis yang sama seperti 1998. Jadi mungkin kita tidak perlu khawatir seperti itu," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Jumat (7/9).
Menurut dia, saat ini para pelaku usaha juga telah melakukan antisipasi terkait pelemahan ini. Salah satunya dengan melakukan efisiensi.
"Pelaku usahakan punya strategi dalam negeri. Tapi efisiensi itu pasti akan ada pengaruhnya. Ada yang mengatakan pengetatan ikat pinggang, jelas ada. Kita harus mengantisipasi mungkin proyek-proyek tidak bisa terlalu ekspansif. Pemerintah sendiri mengerem jadi pasti ada dari segi pengereman dan pengendalian proyek-proyek tidak bisa berjalan seperti normal," kata dia.
Selain itu, dengan adanya depresiasi ini, lanjut Shinta, para pengusaha juga mulai melakukan lindung nilai (hedging) terutama untuk utang luar negerinya. Hal ini diharapkan bisa menekan dampak dari depresiasi terhadap keuangan perusahaan.
"Jadi ini sekarang sudah mulai kelihatan perusahaan banyak yang antisipatif, hedging sudah dilakukan. Ini saya rasa sama sama harus kita lalui," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaImpor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca Selengkapnya