Pengusaha Sebut Penurunan Harga Pangan Tak Selalu Jamin Kesejahteraan
Merdeka.com - Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) meminta pemerintah agar memperhatikan kesejahteraan di tingkat petani. Sebab, selama ini kerap kali pemerintah menginginkan harga pangan yang rendah untuk menjaga inflasi, namun tak memikirkan dampaknya kepada para petani.
Ketua Umum Perpadi, Sutarto Alimoese mengatakan, pemerintah mestinya memiliki pola pikir seperti negara-negara untuk tidak menekan harga komoditas pangan sebagai upaya pengendalian inflasi. Sebab, dengan menekan harga pangan justru akan mencekik para petani.
"Pola pikir harga pangan ya tidak harus murah. Jadi begini, kita melihat negara-negara lain banyak yang tidak mengandalkan menekan inflasi dari makanan, dapat dari aspek lain," katanya dalam sebuah diskusi yang digelar di Jakarta, Kamis (23/11).
Di samping itu, pemerintah menginginkan kesejahteraan secara keseluruhan, termasuk juga para petani. Namun kenyataannya di lapangan justru tingkat kesejahteraan petani rendah, terlebih mereka masih mengkonsumsi beras miskin (raskin).
"Karena apa, pendapatan (petani) rendah. Meskipun harga pangan tinggi juga berbahaya. Sepanjang belum bisa menyelesaikan kepemilikan lahan, salah satunya dengan koorporate dan jangan berpikir kl harga pangan ini harus tetap rendah," imbuhnya.
"Kita dapat mencontoh negara-negara lain yang tidak hanya menekan inflasi dari harga pangan, namun dapat menekan ke aspek sektor lain," ungkapnya.
Dalam pernyataan tersebut, Sudarto juga menjelaskan bahwa pemerintah seharusnya memiliki persediaan minimal 1,5 juta ton beras di akhir tahun agar saat barang susah, harga pasar tidak mencekik.
"Pemerintah kan tahu kapan harga mulai bergerak. Jadi saat harga sudah mulai mencapai titik 'tinggi', pemerintah dapat melakukan operasi pasar," tuturnya.
Pemerintah diharapakan untuk tidak terus menekan hidup petani dengan menekan harga pangan. Bila dengan harga yang rasional dan petani masih miskin, pemerintah dapat menurunkan Jaringan Pengaman Nasional atau subsidi. Agar, petani turun menikmati penghasilan mereka.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panen Bergeser, Mendag Tak Bisa Pastikan Harga Beras Turun Dalam Waktu Dekat
Pemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaPemerintah Ancam Polisikan Pengusaha yang Tahan Stok Pangan Saat Ramadan dan Lebaran
Ini dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni
Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaBulog Komitmen Lakukan Usaha untuk Stabilkan Harga Pangan
Presiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras
Baca SelengkapnyaJokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
Jokowi mengaku tak mudah bagi pemerintah mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya mebcapai 270 juta orang.
Baca SelengkapnyaCurhat Pedagang: Harga Beras Bertahan Mahal Jelang Bulan Puasa, Pelanggan Terus Berkurang
Kenaikan harga beras medium disebabkan oleh stok kiriman beras menipis.
Baca SelengkapnyaPengusaha: Pilpres 2024 Satu Putaran Lebih Baik, Hemat Anggaran Pemerintah
Shinta Kamdani menyebut para pengusaha tidak masalah dengan pemilu yang akan dilaksanakan satu putaran maupun dua putaran.
Baca SelengkapnyaPengusaha Soal Penundaan Pajak Hiburan: Hanya Sementara, Bukan Solusi
Pengusaha menyebut, penundaan pajak hiburan yang diserukan Luhut Panjaitan hanya sementara.
Baca Selengkapnya