Pengelolaan Potensi Laut RI Tak Maksimal Tanpa Sumber Daya Manusia Mumpuni
Merdeka.com - Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman RI 2014-2015, Indroyono Soesilo memaparkan bahwa laut tanpa ilmu pengetahuan dan teknologi hanya merupakan hamparan air berwarna biru. Seluas-luasnya kepulauan dan hamparan laut di Indonesia, tidak akan menyumbang sesuatu bagi negara maupun dunia jika tidak ada yang memahami pengelolaan lautnya.
"Masyarakat Indonesia lebih suka berpaling ke darat karena itu terlihat nyata dan lebih mudah dijangkau. Padahal, keanekaragaman laut kita berhasil menggapai urutan nomor satu di dunia," ujar Indroyono dalam perayaan Hari Maritim Nasional, Rabu (23/9).
Potensi Indonesia dalam kelautan tidak hanya ditilik dari mega biodiversity-nya atau keanekaragaman hasil laut, tetapi juga dari posisi geotektonik, wilayah arus lintas kepulauan RI, konsep wawasan nusantara yang telah disetujui oleh United Nations Convention of the Law of the Sea (UNCLOS) pada 1982, dan Indonesia berada di International Sea Lanes.
Potensi-potensi tersebut tersimpan di 3,25 Juta KM persegi luas lautan. Dari segi posisi geotektonik, Indonesia berada di pertemuan antara 3 lempeng besar tektonik yaitu, Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik. "Adanya tubrukan dari 3 lempeng ini memang menghasilkan bencana alam, seperti gempa dan tsunami. Namun, di sini lah sumber daya mineral minyak dan gas bumi kita tersimpan," imbuhnya.
Lalu, arus lintas Indonesia bergerak dari Samudera Hindia melewati selat-selat di Indonesia, lalu sebagian kembali ke Pasifik. Arus ini bergerak hingga 10,5 Juta per meter kubik dan bisa dimanfaatkan untuk mengukur kapan saja jadwal migrasi ikan, memprediksi apakah akan terjadi el nino atau kemarau panjang, dan la nina yang berpotensi banjir. Selain itu, aliran arus ini bisa menandai seberapa subur hasil panen ataupun melacak kemungkinan terjadinya kebakaran hutan.
Sementara itu, di tahun 1982, Indonesia sudah disetujui oleh UNCLOS tentang konsep negara kepulauan yang telah diakui dunia dengan batas wilayah laut teritorial sebanyak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas, dan jalur Zona Ekonomi Eksklusif selebar 200 mil ke arah laut terbuka. "Tanpa peluru, kita bisa menguasai laut kita," ujar Indroyono.
Karena letak Indonesia berada di tengah-tengah beberapa negara, wilayah Indonesia masuk ke International Sea Lanes. Oleh karena itu, wilayah Indonesia perlu untuk dijaga keamanan dan angkatan lautnya untuk memastikan agar hasil laut dan terumbu karang yang dimiliki Indonesia tidak dicuri atau diklaim oleh negara tetangga. Terlebih, Indonesia punya 1500 jenis ikan dan binatang laut lainnya.
"Kalau kita mancing di samudera Atlantik, mungkin lebih gampang menemukan ikan yang seragam. Kalau di Indonesia, contohnya di Arafura, kita mau mencari udang, nanti ikan-ikan yang lain juga bisa ikut tertangkap. Makanya, penting sekali dilakukan pengolahan secara berkelompok dari hasil laut ini agar kita bisa mendapat nilai tambah dari produk-produk perikanan kita," jelas Indroyono.
Dalam rangka mengolah setiap hasil laut, memantau cuaca dan iklim supaya dapat mengira jangka waktu panen, memitigasi bencana yang terjadi, serta memanfaatkan maksimal sumber daya alam, Indonesia membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia yang mengerti. Memahami laut Indonesia memang tidak mudah, maka dari itu diperlukan juga pengetahuan teknologi dan inovasi bagi setiap generasi mudanya.
Pemberdayaan sumber daya manusia ini tentu tidak lepas dari apa yang dinamakan pendidikan. Karena, 70 persen identitas Indonesia adalah laut. Ketika masyarakatnya sendiri tidak memahami cara mengolah potensi sumber daya alamnya, maka negara lain yang akan mengambil alih pemanfaatannya.
"Saya lihat sekarang belum ada secara khusus pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan. Saya berharap ke depannya beasiswa LPDP bisa mengirim generasi muda Indonesia ke luar negeri untuk akhirnya belajar dan memahami teknologi kelautan supaya bisa diterapkan langsung di laut Indonesia," tutupnya.
Reporter Magang: Theniarti Ailin
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaDi Lokasi Ini, Bumi Pernah Mengeluarkan Suara Bawah Laut Paling Keras hingga Buat Ilmuwan Kebingungan
Perdebatan terjadi di kalangan ilmuwan tentang suara bawah laut paling keras yang pernah ditemui.
Baca SelengkapnyaBak Surga Dunia, begini Penampakan Bawah Laut Pulau Banda Naira yang Disebut Jadi Impian Banyak Orang
Keindahan pulau ini membuat setiap orang seolah bercita-cita ingin menginjakkan kaki hingga menyelam atau diving di dalam lautannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pulau di Sumenep Ini Bak Surga Dunia tapi Ditinggal Penduduknya Merantau, Intip Potretnya
Banyak warga pulau ini merantau ke kota-kota besar demi mendapatkan penghidupan lebih layak.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaTertinggi di Asia Tenggara, Intip Fakta Menarik Danau Gunung Tujuh di Jambi
Danau ini spesial karena letaknya yang berada di ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut hingga membuatnya jadi danau tertinggi di Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaSejarah Pemilu Indonesia dari Masa ke Masa Sejak Tahun 1955
Mengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.
Baca SelengkapnyaMayjen Kunto Arief Ciptakan Serbuk Organik Pembersih Laut
Mayjen Kunto mengingatkan, jika laut dibiarkan tercemar dan ekosistemnya rusak, maka potensi yang terkandung di dalamnya terganggu.
Baca SelengkapnyaProporsi adalah Ideal, Berikut Penjelasan Lengkapnya
Prinsip proporsi menjelaskan bahwa bintang bersinar di malam hari, air mengalir ke laut, matahari tenggelam di barat, dan lainnya.
Baca Selengkapnya