Penanganan Pandemi Belum Optimal, Ekonomi Kuartal IV-2020 Diprediksi Minus 2 Persen
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad memprediksi ekonomi Indonesia di kuartal IV-2020 masih tumbuh negatif sebesar -2 persen. Salah satu pemicu yaitu masih belum optimalnya upaya pemerintah dalam penanganan dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi negatif di kuartal III ini hingga -3,49 persen.
"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV minus 2 persen secara year on year (yoy). Jadi, (pertumbuhan ekonomi) sampai akhir pada tahun 2020 akan terus menjadi negatif. Terutama kuartal III ekonomi turun cukup dalam karena belum maksimal upaya penanganan dampak pandemi Covid-19," ujar dia dalam Press Conference Indef & Launching Indeks Konsumen Indonesia (IKON-Indonesia), Minggu (8/11).
Tauhid menjelaskan, belum optimalnya upaya pemerintah dalam mengantisipasi dampak pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi di kuartal III tahun ini lebih rendah dari proyeksi pemerintah. Hal ini tercermin dari faktor permintaan yang tak kunjung pulih, khususnya dari sektor rumah tangga.
"Kita lihat tingkat konsumsi dari rumah tangga justru tetap. Padahal konsumsi rumah tangga bagian penopang ekonomi," jelas dia.
Pun, di tengah pandemi Covid-19 ini tingkat pengangguran di dalam negeri justru kian melonjak, terutama di sektor industri pengolahan. Padahal sektor tersebut mampu menyerap hingga 13,6 persen tenaga kerja nasional.
"Kita lihat ini karena banyak industri yang tutup, penjualan turun, hingga keuntungan turun," paparnya.
4 Kebijakan untuk Kejar Pertumbuhan Ekonomi
Kendati demikian, dia memastikan masih ada kesempatan bagi pemerintah untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi positif di kuartal IV-2020. Setidaknya ada empat kebijakan yang harus segera di kejar oleh pemerintah.
Pertama, percepatan belanja pemerintah. "Baik belanja modal pemerintah maupun program pemulihan ekonomi nasional," terangnya.
Kedua, adanya perubahan skema dan nilai bantuan sosial. Yakni dengan skema bantuan bersifat tunai dan tambahan anggaran senilai Rp1,5 juta bagi 20 persen kelompok menengah ke bawah guna memulihkan sektor konsumsi.
Ketiga, perlu ada terobosan penciptaan lapangan kerja dengan fokus pembangunan infrastruktur padat tenaga kerja dan stimulus UMKM restrukturisasi.
Terakhir, mendorong tingkat konsumsi masyarakat kelas menengah dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat. "Seperti kampanye atau diskon pada pusat perbelanjaan, hotel, pariwisata, dan restoran yang benar-benar clear and clean," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekonomi Kuartal III-2023 Turun, Masyarakat Lebih Banyak Bayar Cicilan Dibanding Belanja
Indef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaKeuangan Masyarakat Sudah Pulih, Kadin Proyeksi Perputaran Uang Selama Lebaran Tembus Rp157,3 Triliun
Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia Tahun 2023 Malah Melemah di Tahun Politik, Ada Apa?
Persiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaTargetkan Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, Ganjar Tak Hanya Andalkan BUMN
Ganjar yakin pertumbuhan ekonomi akan didominasi oleh sektor UMKM.
Baca SelengkapnyaKesulitan Ekonomi Berpotensi Picu Stroke, Yastroki Desak Pemerintah Terpilih Utamakan Usaha Mikro
pemerintah hasil Pemilu 2024 didesak agar mengutamakan pemberdayaan ekonomi mikro berbasis lingkungan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaSatu Keluarga Lompat dari Apartemen di Jakut Sempat Punya Usaha Kapal Ikan
Bisnis kapal tersebut bangkrut ketika pandemi Covid-19 lalu.
Baca Selengkapnya