Merdeka.com - Kementerian Riset dan Teknologi yakin produksi mobil listrik buatan anak bangsa secara komersial bisa dijalankan dua tahun mendatang. Optimisme ini didasari bahwa tinggal masalah baterai yang menghantui pengembangan kendaraan roda empat alternatif itu.

"Kita sudah ada kemajuan. Kita di roadmap, mulai 2016 sudah mulai memproduksi beberapa mobil listrik yang betul-betul komersial. Ya, baru beberapa puluh, kemudian ratusan, baru ribuan," kata Menristek Gusti Muhammad Hatta, selepas mengikuti rapat Dewan Energi Nasional (DEN) tentang bioenergi di Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (8/11).

Pemerintah memilih fokus menyelesaikan masalah dalam aspek paling penting dalam usaha membuat mobil listrik nasional. Yakni solusi produksi teknologi baterai yang bisa memberi daya jelajah tinggi bagi kendaraan roda empat itu, dengan ukuran lebih kecil.

"Kami dari Kemenristek tetap ingin menguasai baterai. Baterai kita masih meneliti supaya baterai itu ukurannya kecil tapi daya tinggi. Itu yang sedang kita jalankan terus," ujarnya.

Sampai saat ini, mimpi memproduksi mobil listrik secara massal selalu terhambat ukuran baterai. Dengan teknologi sekarang, alat buat menggerakkan kendaraan ini terlalu besar dan belum efisien, sehingga harga mobil secara keseluruhan jadi mahal.

Meski masih dalam pengembangan, Hatta menyatakan program mobil listrik ini sangat serius diarahkan menuju produksi massal.

Cuma, perusahaan lokal yang mengembangkan prototipe mobil listrik belum diminta mengurus sertifikasi laik jalan kepada Kementerian Perhubungan, dengan alasan belum menjadi proyek komersial.

"Kalau masih tahap penelitian, ristek yang kasih izin untuk penelitiannya. Tapi kalau sudah mau dijual, baru Kemenhub yang kasih izin," ungkap Hatta.