Pemerintah Waspadai Dampak Inflasi Global dan Geopolitik Rusia-Ukraina
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo meminta bawahannya mewaspadai risiko inflasi global yang meningkat tajam. Apalagi tekanan inflasi tersebut terjadi saat pemulihan ekonomi nasional mengalami tren kenaikan.
"Inflasi dunia sudah meningkat dan di Indonesia ini harus juga diwaspadai dampaknya," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara di Jakarta, Kamis (28/4).
Belum lagi munculnya kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Perang dua negara tersebut telah memicu kenaikan harga komoditas yang lebih tinggi dan menciptakan inflasi yang meningkat. "Beberapa komoditas yang harganya meningkat seperti gas, batu bara, minyak, CPO. Gandum dan jagung harganya juga meningkat," kata Suahasil.
Bahkan berbagai negara telah mengalami peningkatan inflasi yang signifikan. Semisal Turki yang inflasinya sudah di level 61,1 persen. Amerika Serikat di posisi 8,1 persen dari yang biasanya di bawah 1 persen
"Inflasi di belahan dunia juga meningkat, ini harus diantisipasi," kata dia.
Terlebih, dalam waktu yang bersamaan, penyebaran virus sudah bisa dikendalikan. Mobilitas masyarakat juga mulai berangsur membaik dan mengalami peningkatan.
Masyarakat Kembali Konsumtif
Keinginan belanja konsumsi juga mulai meningkat sehingga permintaan barang makin tinggi. Namun di sisi lain sektor industri tidak bisa langsung menyediakan barang dalam jumlah besar.
"Sektor industri dan PMI kita ini terjaga, konsumsi listrik kita stabil di tingkat pertumbuhan positif dan ini ada tren yang baik," kata dia.
Maka, Suahasil mengatakan jelas arahan presiden tidak hanya untuk memperhatikan kondisi global. Tetapi juga memperhatikan reformasi di Indonesia.
"Karena itu kita harus antisipasi dalam konteks pembangunan dan menekankan rencana kerja pemerintah selama 2022 dan 2023," kata dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca SelengkapnyaDi Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Klaim Bansos Pangan Sukses Jaga Inflasi Indonesia di Level 2,6 Persen
Salah satunya karena berhasil menahan tingkat inflasi di kisaran 2,6 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaInflasi Maret 2024 Meroket Dipicu Mahalnya Harga Makanan
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca Selengkapnya