Pemerintah terbitkan Sukuk Global USD 3 M dengan imbal hasil 3,75 dan 4,40 persen
Merdeka.com - Pemerintah telah menerbitkan Sukuk Global Bonds dengan total nilai USD 3 miliar atau setara Rp 40 triliun (Rp 13.658 per USD). Di mana USD 1,25 miliar bertenor 5 tahun dengan masa jatuh tempo pada 1 Maret 2023. Sementara, USD 1,75 miliar bertenor 10 tahun dan jatuh tempo pada 1 Maret 2028.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan Sukuk ini ditetapkan harganya pada tanggal 22 Februari 2018, dengan imbal hasil (yield) sebesar 3,75 persen untuk tenor 5 tahun dan 4,40 persen untuk tenor 10 tahun.
"Untuk yang 5 tahun ini tingkat imbalan yang kita peroleh di pelelangan internasional adalah 3,750 atau 3,75 persen. Untuk yang 10 tahun nilainya adalah USD 1,75 billion jatuh temponya 1 Maret 2028 dengan tingkat imbal hasilnya adalah 4,40 persen," kata Menkeu Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Senin (26/2).
Dia mengungkapkan penerimaan dari Sukuk ini akan digunakan untuk pembiayaan pembangunan ramah lingkungan. Untuk proyek yang sifatnya green ini, reviewnya dilakukan oleh Cicero (lembaga yang melakukan reviewer terhadap tingkat kehijauan atau green dari suatu instrumen keuangan).
Surat utang bernama Sukuk Wakalah ini mendapatkan 3 investment grade dari 3 agency, sehingga berhasil dipesan hingga mencapai USD 7 miliar. "Untuk tenor 5 tahun 3 billion dan 10 tahun 4,3 billion dan kita ambilnya 3 billion dari order book yang terjadi," ujarnya.
Sukuk Wakalah ini akan didaftarkan pada Bursa Saham Singapura (Singapore Stock Exchange) dan NASDAQ Dubai. Setelmen akan dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2018.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.364 Triliun
Naiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca SelengkapnyaUtang Pemerintah Tembus Rp8.041 Triliun, Menko Airlangga: Masih Aman Terkendali
Batas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Awal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara
BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaDapat Izin dari Pemerintah, Bulog Bebas Impor Beras Sepanjang 2024
Bulog janji penugasan impor beras akan dikelola dengan baik untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran di pasaran.
Baca SelengkapnyaRupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca Selengkapnya