Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah Terapkan 2 Strategi Tekan Angka Pengangguran Selama Pandemi Corona

Pemerintah Terapkan 2 Strategi Tekan Angka Pengangguran Selama Pandemi Corona Kepala Kajian Makro LPEM UI, Febrio Nathan Kacaribu. ©2019 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Merdeka.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, mengatakan jumlah orang miskin dan pengangguran di masa pandemi bisa bertambah tiga sampai lima juta jiwa. Pemerintah saat ini sedang berupaya menekan laju penambahan dengan membagikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.

"Dampak masifnya bansos ke orang miskin mungkin akan terbatas walaupun terus terang itu sebagai bantalan sementara, paling tidak hanya tahun ini saja. Makanya kebijakan ini harus targeted. jangan sampai orang miskin ini bertambah terlalu banyak," ungkapnya pada Webinar, Rabu (19/8).

Febrio mengatakan, pengangguran turut menjadi masalah penting dalam perekonomian. Maka dari itu, saat ini pemerintah juga gencar dalam memberi bantuan melalui jaminan kredit modal kerja.

"Kami beri dua cara, pertama jaminan kredit modal kerja yang sudah kami siapkan dan sudah mulai berjalan. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengajukan penjaminan kredit modal kerja oleh korporasi padat karya dan untuk sektor prioritas kami jaminkan hingga 80 persen. Jadi pemerintah jamin 80 persen dari risiko bank," katanya.

Febrio menambahkan masih banyak masyarakat di lapisan 50 sampai 60 persen termiskin yang belum dapat bansos. Sehingga program bantuan langsung tunai atau cash transfer ini akan membantu masyarakat yang membutuhkan.

"Semua dialihkan ke cash transfer. ini sangat longgar Rp 607 triliun dan bisa kami geser ke program yang lebih efektif. Ini tidak 100 persen cash transfer, tetapi bansos produktif 2,4 juta UMKM ini diberikan dalam bentuk hibah."

Kadin Prediksi Pengangguran Baru Akibat Corona Bisa Capai 30 Juta Orang

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Indonesia Indonesia (KADIN), Suryani SF Motik, menilai kondisi ekonomi yang terjadi saat terjadi pandemi corona berbeda dengan krisis ekonomi 1998. Kala itu sektor UMKM masih bisa bertahan. Namun, kali ini semua sektor usaha mengalami dampak yang sama tanpa pandang bulu.

Berdasarkan data, jumlah UMKM sebesar 61 juta. Jika asumsi satu UMKM terdiri dari 2 orang, jumlahnya korban terdampak sudah mencapai 122 juta orang. Di tengah pandemi ini ketahanan UMKM tidak lama. Ada yang bertahan dalam hitungan mingguan atau hanya dalam hitungan hari.

"Kalau UMKM dalam hitungan harian dan mingguan banyak yang kolaps," kata Yani sapaannya dalam diskusi virtual Populi Center dan SmartFM Network bertajuk 'Ekonomi, Bisnis, dan Fiskal Saat Ini', Jakarta, Sabtu (2/5).

Begitu juga di industri perhotelan. Saat ini data mencatat sekitar 2-3 juta orang terkena PHK. Itu pun baru data perkiraan dan dari satu sektor. Jika digabungkan dengan berbagai sektor dia meyakini jumlah pengangguran baru bisa mencapai 30 juta orang.

Sementara itu, permasalahan di sektor industri misalnya terkait bahan baku. Hampir semua bahan baku sektor industri yang ada di Indonesia hasil impor. Sehingga ketika terjadi gangguan dalam mobilitas, sektor ini pun terganggu.

Yani melanjutkan keuangan perusahaan pun hanya bisa bertahan selama 3 bulan. Sementara pandemi ini sudah berlangsung selama kurang lebih 1,5 bulan. Sehingga diperkirakan perusahaan hanya bisa bertahan selama 1,5 bulan lagi.

"Pengusaha juga nafasnya paling tinggal 2-3 bulan. Kalau sudah berjalan 1,5 bulan, berarti tinggal 1,5 bulan lagi mereka bisa bertahan," kata Yani.

Reporter Magang: Brigitta Belia

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

Bansos Dibutuhkan Masyarakat Miskin, Tak Ada Kaitan dengan Pemilu

Masyarakat terkini itu sudah cerdas dan pandai memilah dan menjadi wewenang rakyat juga untuk memilih paslon tertentu.

Baca Selengkapnya
Tahun Depan, Pemerintah Bagi-Bagi Beras Lagi ke 22 Juta Keluarga Miskin

Tahun Depan, Pemerintah Bagi-Bagi Beras Lagi ke 22 Juta Keluarga Miskin

Sejak Maret-Desember 2023, Bulog sudah mendistribusikan 1,4 juta ton bantuan pangan beras kepada keluarga miskin.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya

Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya

Pemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.

Baca Selengkapnya
Strategi Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras, Termasuk Buka Keran Impor

Strategi Pemerintah Atasi Kelangkaan Beras, Termasuk Buka Keran Impor

Harapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni

Pemerintah Perpanjang Bantuan Sosial Tambahan Hingga Juni

Pemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.

Baca Selengkapnya
Jelang Hari Pencoblosan Pemerintah Setop Penyaluran Bansos, Ini Alasannya

Jelang Hari Pencoblosan Pemerintah Setop Penyaluran Bansos, Ini Alasannya

Penyaluran bansos beras kemasan 10 kg dihentikan sementara pada 8-14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Bulog Beberkan Keberhasilan Bantuan Pangan Beras dalam Menahan Laju Inflasi

Bulog Beberkan Keberhasilan Bantuan Pangan Beras dalam Menahan Laju Inflasi

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali menugaskan Bulog untuk melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya